Mohon tunggu...
Muhammad Wahdini
Muhammad Wahdini Mohon Tunggu... Buruh - pembelajar

.....

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Eco Compact Packaging, Solusi Riuh Soal "Sendok Plastik"

24 Februari 2022   15:52 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:03 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatnya pola konsumsi secara online secara tidak langsung akan meningkatkan potensi sampah plastik sekali pakai, baik dari proses pengemasan makanannya menggunakan produk plastik, temasuk pula sendok, garpu, gelas yang sebagian besar berbahan plastik.

Gelombang Baru Polusi Plastik

Pandemi membawa gelombang baru polusi plastik bila tidak ditangani secara serius dan sistemik. Dari sisi konsumen, salah satu alasan dari masifnya penggunaan kemasan plastik sekali pakai saat pandemi adalah alasan higienitas. Di tengah kekhawatiran terhadap Covid-19, menjaga kesehatan diri untuk tetap higienis menjadi prioritas.

Dari aspek kesehatan dan medis, virus Covid-19 memiliki karakter cross contamination atau cross silang yang artinya penyebaran virus bisa terjadi dari benda-ke benda secara tidak sengaja, yang kemudian berpindah lagi dari ke seseorang ketika terjadi kontak fisik. Karena itu, penggunaan kemasan sekali plastik sekali pakai (langsung dibuang) menjadi perlu dan dibutuhkan di masa pandemi.

Bahkan, di beberapa negara bagian di Amerika sudah mulai menunda pelarangan plastik sekali pakai untuk mengerem laju pandemi. Maine menunda sampai tahun depan, sementara New Hampshire mengeluarkan peraturan agar semua gerai ritel kembali menggunakan plastik sekali pakai untuk mencegah penyebaran virus.

Dari sisi pelaku usaha, alasan penggunaan kemasan plastik tentu karena aspek ekonomis. Selain praktis dan mudah didapatkan, harga kemasan plastik relatif murah. Penggunaan produk plastik dapat menekan biaya produksi karena di satu sisi harus beradaptasi pada naik turunnya harga pangan.

Di sisi lain, alternatif produk dan kemasan yang ramah lingkungan juga belum populer digunakan hingga kini. Plastik masih menjadi satu-satunya produk yang murah dan relatif kuat untuk digunakan dalam keseharian. Pemerintah memang mulai mewacanakan penerapan cukai pada kantong plastik. 

Harapannya dari kebijakan cukai plastik dapat mengendalikan penggunaan plastik sekali pakai. Namun dengan merebaknya virus Covid-19, nampaknya kebijakan ini ditunda karena akan mempengaruhi dan menambah beban bagi dunia usaha.

Eco-Compact Packaging sebagai Jalan Tengah

Karena itu, jalan tengah upaya menjaga pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi dan insentif bagi pengusaha UMKM dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan yang dihasilkan perlu dihadirkan. Menurut hemat penulis, upaya sederhana yang dapat menjembatani keduanya dapat dilakukan dengan penerapan Eco-Compact Packaging.

Eco-Compact Packaging adalah sebuah cara pengemasan produk atau makanan yang ringkas dengan tetap memperhatikan soal ekonomis dan ekologis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun