Sekira sebulan yang lalu, di tengah cuaca kota yang  tetiba dingin sehabis didirus hujan, saya mengadar ke salah satu warung  kopi di bilangan kampung timur, Kota Balikpapan.
Tempatnya  tidak begitu besar, di satu ruko dua lantai, tapi suasananya asik banget, jejeran bangku, meja palet kayu dan lampu kuning temaram diatur  sedemikian rupa untuk membuat warung ini bukan cuma nyaman tapi bikin  betah, baristanya juga ramah-ramah.
Pilihan  saya sore itu kopi posong, dan sengaja mengambil tempat duduk dekat  dengan tempat barista meracik kopi. sayang rasanya jika tidak melihat  proses kopi pesanan saya dibuat.Â
Beruntungnya,  Sore itu gak begitu ramai, selain saya ada hanya ada satu orang  pengunjung, dan 2 orang lain berada di smoking area yang berada di  selasar warung.Â
Tapi sepertinya satu orang yang tidak jauh dari tempat saya duduk bukanlah orang asing, saya lihat lekat lekat tuk memastikan
"Jo,..Bejo" panggil saya.
Orang itu mendongak dari gawai yang sebelumnya jadi fokusnya.
"Lha, adin, ngapain disini?!"Â
"Menurutmu? Ngepel bro......, ya Ngopi lah" kata saya cengengesan.Â
"Lha..kirain.." jawabnya kurang bersemangat dan kembali fokus ke gawai. Tumben banget ni anak ketus gini. Sesaat setelah pesanan kopi jadi, saya pindah tempat duduk di dekatnya. " kayaknya suntuk banget, bro? Ada masalah?" Tanya saya penuh selidik.
Bejo menghela nafas, lalu berucap pelan "din, deket-deket ini ada rencana ke jakarta, gak?"