Mohon tunggu...
seciliadevinaaa
seciliadevinaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas dr.Soebandi

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil Melalui Peningkatan Edukasi Gizi

21 Desember 2024   16:03 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling umum terjadi, terutama pada ibu hamil. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia mencapai 40%, dengan angka lebih tinggi di negara berkembang. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 37,1%. Kondisi ini dapat berdampak buruk pada ibu dan janin, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), serta peningkatan risiko kematian ibu dan bayi. Penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah defisiensi zat besi yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak mencukupi, kurangnya kesadaran akan pentingnya pola makan bergizi, serta meningkatnya kebutuhan zat besi selama kehamilan. Oleh karena itu, pendekatan yang berfokus pada edukasi gizi menjadi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku makan ibu hamil. Edukasi gizi merupakan intervensi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu hamil mengenai pentingnya asupan makanan bergizi, khususnya yang kaya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Melalui edukasi yang terstruktur, ibu hamil diharapkan mampu menerapkan pola makan sehat yang mendukung kebutuhan nutrisi selama kehamilan, sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas edukasi gizi dalam meningkatkan pengetahuan, kadar hemoglobin, dan perilaku makan pada ibu hamil. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan strategi pencegahan anemia pada ibu hamil serta mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif dengan desain quasi-eksperimental menggunakan pendekatan pre-test post-test dengan kelompok intervensi dan kontrol.

2. Populasi dan Sampel

Populasi: Ibu hamil trimester 1-2 yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas.

Sampel: 60 ibu hamil (30 kelompok intervensi, 30 kelompok kontrol) yang dipilih secara purposive sampling.

3. Variabel Penelitian

Variabel Independen: Edukasi dan pemberian makanan tambahan kaya zat besi.

Variabel Dependen: Kadar hemoglobin (Hb).

4. Intervensi

Edukasi tentang gizi ibu hamil (makanan kaya zat besi dan vitamin C).

Pemberian makanan tambahan, seperti biskuit kaya zat besi

5. Pengumpulan Data

Data Primer: Pengukuran kadar Hb sebelum dan sesudah intervensi menggunakan hemoglobinometer

Data Sekunder: Karakteristik ibu (usia, paritas, status gizi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencegahan anemia pada ibu hamil melalui peningkatan gizi terbukti efektif dalam penelitian ini. Anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi selama kehamilan, dan peningkatan kebutuhan zat besi selama masa kehamilan membuat ibu hamil rentan terhadap anemia. Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi berupa edukasi gizi dan pemberian makanan tambahan dapat secara signifikan meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil. Edukasi gizi memainkan peran penting dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai makanan bergizi yang kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan makanan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi. Selain itu, konsumsi makanan yang kaya zat besi harus diimbangi dengan asupan makanan yang menghambat penyerapan, seperti teh atau kopi. Pemberian makanan tambahan seperti biskuit kaya zat besi juga terbukti efektif dalam mengatasi kekurangan zat besi, terutama bagi ibu hamil dengan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kadar Hb yang lebih signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol, yang hanya menerima layanan standar. Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya program pencegahan anemia berbasis gizi yang dapat diintegrasikan ke dalam layanan antenatal, sehingga diharapkan dapat mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil dan meningkatkan kesehatan ibu serta janin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas peningkatan gizi dalam mencegah anemia pada ibu hamil melalui intervensi edukasi gizi dan pemberian makanan tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil. Berikut pembahasan lebih rinci:

1. Dampak Edukasi Gizi terhadap Pencegahan Anemia

Edukasi gizi berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil tentang pentingnya pola makan sehat untuk mencegah anemia. Ibu hamil yang menerima edukasi lebih memahami:

-Sumber makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.

-Pentingnya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi, yang ditemukan dalam buah-buahan seperti jeruk, stroberi, dan pepaya.

-Menghindari makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi, atau makanan tinggi kalsium saat mengonsumsi makanan kaya zat besi.

-Intervensi edukasi gizi tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga mendorong perubahan perilaku makan. Hal ini tercermin dari peningkatan kadar Hb yang signifikan pada kelompok intervensi.

2. Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan

Pemberian makanan tambahan, seperti biskuit kaya zat besi atau suplementasi zat besi, memberikan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil. Dalam kondisi normal, kebutuhan zat besi meningkat secara drastis selama kehamilan, yaitu dari 18 mg/hari menjadi 27 mg/hari.

Suplementasi zat besi secara teratur membantu meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh, mencegah anemia akibat defisiensi zat besi.

Kombinasi makanan tambahan dengan pola makan sehat menghasilkan efek sinergis yang optimal, seperti yang terlihat pada kelompok intervensi.

3. Perbandingan dengan Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol, yang hanya menerima layanan kesehatan standar tanpa intervensi tambahan, menunjukkan peningkatan kadar Hb yang tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa layanan standar saja mungkin tidak cukup untuk mengatasi prevalensi anemia pada ibu hamil, terutama di masyarakat dengan kebiasaan makan yang kurang mendukung.

4. Implikasi terhadap Kesehatan Ibu dan Janin

Pencegahan anemia pada ibu hamil memiliki dampak jangka panjang, tidak hanya untuk kesehatan ibu tetapi juga untuk janin.

Bagi ibu: Anemia dapat meningkatkan risiko kelelahan, infeksi, persalinan prematur, dan perdarahan pasca-persalinan. Intervensi ini secara langsung menurunkan risiko tersebut.

Bagi janin: Anemia pada ibu dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR), keterlambatan pertumbuhan intrauterin (IUGR), dan bahkan kematian perinatal. Dengan kadar Hb yang optimal, pertumbuhan dan perkembangan janin lebih terjamin.

5. Keterbatasan dan Tantangan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan:

Durasi intervensi yang hanya berlangsung 3 bulan mungkin belum cukup untuk melihat efek jangka panjang,Tidak semua responden mungkin memiliki akses yang sama terhadap makanan bergizi, yang dapat memengaruhi hasil.,Sampel yang terbatas pada satu lokasi mengurangi generalisasi temuan ke populasi yang lebih luas,Tantangan lain adalah memastikan kepatuhan ibu hamil terhadap edukasi dan konsumsi makanan tambahan. Faktor ekonomi, budaya, dan kebiasaan makan lokal dapat memengaruhi efektivitas program.

6. Rekomendasi untuk Implementasi Program

Integrasi program edukasi gizi Tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi gizi yang rutin dan berkelanjutan selama kehamilan. Dan Pemberian makanan tambahan Makanan kaya zat besi atau suplementasi perlu disediakan secara gratis atau dengan harga terjangkau di fasilitas kesehatan primer.

KESIMPULAN

Peningkatan gizi melalui edukasi dan pemberian makanan tambahan terbukti efektif dalam mencegah anemia pada ibu hamil. Intervensi yang melibatkan edukasi gizi tentang makanan kaya zat besi dan vitamin C, serta pemberian suplemen zat besi, mampu meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil secara signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menerima intervensi memiliki kadar Hb yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol, yang hanya menerima layanan standar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis gizi dapat menjadi strategi pencegahan anemia yang efektif, terutama bagi ibu hamil dengan akses terbatas terhadap makanan bergizi. Oleh karena itu, integrasi program edukasi gizi dan pemberian makanan tambahan pada layanan antenatal dapat membantu menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil dan meningkatkan kesehatan ibu serta janin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun