"Antarkan aku ke rumah ibu!".
"Baiklan, aku antar kamu ke rumah ibu ya?".
======
Semenjak kuberi tinju di matanya tempo hari, Sandi sudah tidak lagi tinggal di desa kami.
Kopi di dalam gelas keramik itu sekarang tinggal ampasnya. Aku membawanya masuk dan meletakkannya di tempat cucian piring. Kemudian aku bergegas mandi dan berangkat ke kantor desa. Banyak surat yang harus kubuatkan untuk keperluan rapat desa besok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!