Kulangkahkan kaki menuju taman di depan.
Taman penuh cahaya. Ada kursi dan ayunan yang bercahaya.
Juga cahaya yang terlihat melayang terbang kesana-kemari membuat taman benar-benar indah.
Kuraba kursi panjang di taman yang terlihat bercahaya itu, lalu aku duduk.
Mataku tertumbuk pada pohon di seberang tempatku duduk.
Ada buah yang juga bercahaya merimbun. Aku belum pernah melihat jenis buahnya. Buah-buahan itu tak hanya satu warna, tetapi ada tiga warna berpendaran. Indah sekali.
Tak mungkin buah seperti itu bisa ku temui di kebun milik pak haji di dekat rumah atau di pasar dimana aku sering belanja menemani ibu.
Tak berapa lama, kulihat ada sosok mendekat ke arah pohon.
Sosok itu memakai pakaian orange yang memancarkan cahaya hijau muda. Terlihat kontras dan indah. Aku tak bisa melihat wajahnya karena jarak yang cukup jauh.
Kulihat sosok itu mengambil buah dari pohon itu dan memakannya dengan lahap.
perutku tiba-tiba keroncongan, lalu naluriku mendorong kaki ini mendekat kearah sosok itu.
dalam jarak kira-kira empat meter baru aku bisa melihat jelas sosok itu. Seorang perempuan yang sudah berumur dengan wajah yang masih terlihat cantik. Awalnya ia terkejut melihat kehadiranku, tetapi kemudian tersenyum.
Aku ragu-ragu untuk mendekat, tetapi perempuan itu melambaikan tangannya.
Seperti ada kekuatan tak kasat aku terdesak mendekat ke arah perempuan itu.
Setelah dekat, kepalaku diusapnya.
“Kamu tak boleh lama-lama disini” kata perempuan itu.
Aku hanya diam.
Kalau boleh memilih aku lebih suka disini.
Indah sekali tempatnya. Dalam hati aku ingin membantah.
Ajaib, sepertinya perempuan itu tahu isi hatiku.
”Kamu harus pulang” lembut suara perempuan itu kembali terdengar di telingaku.