sehingga ia juga sering menerjemahkannya kepada penonton agar penonton dapat mengerti cerita dari game tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dikemas dengan “game”.
Selain dari sisi gaming, ada juga “YouTuber” dengan konten-konten yang menunjukkan keseharian hidupnya di luar negeri seperti Jerome Polin. Dalam konten kesehariannya, ia menyajikan hal-hal yang lucu dan juga berbagai hal di Jepang yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi penontonnya.
Selain itu, penggunaan bahasa Inggris dan Jepang dalam kehidupannya selama hidup di Jepang juga dapat menjadi media pembelajaran bagi penontonnya untuk mempelajari kedua bahasa tersebut.
Selain dari “YouTuber”, ada juga pembelajaran dengan menonton film yang disukai. Kemajuan internet memudahkan orang untuk menonton film dengan fitur “subtitle” dalam berbagai macam bahasa. Dengan memanfaatkan fitur tersebut, penonton dapat dengan mudah menggunakan “subtitle” bahasa asing yang ingin dipelajari. Bahkan, dapat juga digunakan 2 “subtitle” yang berbeda sehingga memudahkan dalam pengertian terhadap bahasa asing.
Tak hanya dari “subtitle” saja, bahkan kita juga dapat mempelajari dengan menonton film-film dengan pengisi suara berbasis bahasa asing. Sebagai contoh ada “Anime” dengan pengisi suara berbasis bahasa Jepang dan ada juga yang berbasis bahasa Inggris. “Anime”
sendiri merupakan suatu film animasi yang berasal dari Jepang dengan peminat yang cukup banyak tidak hanya dari Jepang sendiri, namun juga dari berbagai negara dari belahan dunia. Kepopuleran “Anime” di kalangan remaja tentunya mendorong keinginan mereka untuk mempelajari bahasa yang digunakan di “Anime” tersebut sehingga tak jarang orang menjadi mengerti bahasa asing “hanya” dengan menonton suatu film.
Dengan berbagai kemudahan akses terhadap pembelajaran tersebut, tak heran bila peningkatan minat terhadap bahasa dan budaya asing meningkat seiring dengan berkembangnya internet.
Keberadaan internet sangat memudahkan proses pembelajaran bahasa baru. Sebelum adanya internet, pembelajaran bahasa sering dilakukan dengan membaca kamus dan juga buku-buku. Namun, dengan adanya internet, cara pembelajaran bahasa tidak hanya dengan membaca saja, tapi sangat variatif.
Dibalik kemudahan yang ditawarkan internet, tentunya ada beberapa hal yang menjadi sisi negatif penggunaan internet itu sendiri. Dengan kemudahan berkomunikasi terhadap orang di daerah atau negara lain dan juga dengan mudahnya menonton apapun di internet,
minat orang untuk mengunjungi daerah atau negara tersebut secara langsung dapat menurun. Hal ini dapat mengurangi pembelajaran yang memang dapat lebih didapatkan apabila mengunjungi tempat tersebut secara langsung, yaitu pengalaman kehidupan di daerah atau negara tersebut. Selain itu, pembelajaran budaya yang hanya bisa didapatkan bila mengunjungi tempat tersebut secara langsung juga tidak didapatkan.
Akhir kata, internet sangat memicu minat untuk mempelajari bahasa dan budaya asing. Namun, penggunaannya juga harus dapat diseimbangkan pembelajaran secara langsung sehingga menambah pengetahuan dengan lebih maksimal.