Jika ditilik dari komentar komentar masyarkat umum yang kebanyakan berdomisili di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ternyata puisi berbahasa Banjar yang mengangkat tema lingkungan hidup tersebut, secara tidak langsung mampu menggiring opini publik yang berkaitan dengan pemilihan kepala daerah dan isu tambang. Hal demikian sangat wajar, dikarena kebanyakan masyarakat masih trauma terhadap banjir bandang yang pernah melanda wilatah Kabupaten Hulu Sungai Tengah di tahun 2021 silam. Menurut salah satu sumber media, banjir bandang tersebut diakibatkan oleh aktivitas tambang dihilir banua yang kurang memperhatikan dampak lingkungan. Berikut beberapa kutipan komentar warga pada laman grup FB INFO Barabai “News HST”;
Dari beragam komentar-komentar masyarakat terhadap puisi berbahasa Banjar yang dimuat pada grup publik FB INFO Barabai “News HST” ternyata opini publik tidak hanya menyasar pada kerusakan lingkungan akibat tambang saja, akan tetapi merambah juga pada isu-isu pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan akhir tahun ini. Pada isu-isu pilkada tersebut, dengan belajar dari pengalaman yang ada para warga lebih berhati hati dalam menentukan pilihan Kepala Daerah. Secara umum, mereka tidak menginginkan kepala daerah yang akan mendukung terlaksananya penambangan batu bara di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Murakata, 2 Juli 2024
Penulis: Arifin Majeni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H