Mohon tunggu...
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Arsitek murtad yang lebih bahagia jadi istri arsitek

Writer wannabe yang tinggal di Bandung dan suka berbagi cerita di www.ceritashanty.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pohon Kehidupan (bagian 1)

6 Juni 2016   21:12 Diperbarui: 13 Juni 2016   20:36 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi bersama Devan, wanita itu merasa berharga. Hanya Devan yang mampu menariknya ke hamparan padang rumput indah penuh bunga beraneka warna. Devan bisa menghargai sejumput kelebihannya. Devan mengagumi rambut ikalnya yang sehat, kerapiannya menata tas, keserasian pakaiannya, atau sekedar memuji senyumnya.

Aku tidaklah seburuk itu. Aku punya kelebihan yang bisa membuat orang lain bahagia dan merasa berarti sebagai manusia. Sebagai wanita.

Jika ingat Devan, senyumnya mengembang. Ia kangen laki-laki itu. Ia ingin bersama selamanya.

Pandangannya melayang ke arah sky walk yang terdapat di ujung restauran. Sepetak balkon kecil dengan lantai kaca. Tidak terlalu besar, tapi cukup untuk sebuah meja makan berbuket bunga mawar merah dan 2 buah kursi. Ia membayangkan candle light dinner romantis bersama Devan. Akan kah Devan melamarnya di sini?

Blackberry-nya berbunyi. Foto padang rumput indah penuh bunga memanggilnya. Senyumnya kembali merekah.

“Kamu dimana? Kok lama banget sayang?”

“Maaf, ternyata saya nggak bisa datang.” Diam lama...

“Kenapa?” wanita itu mulai merasa ada yang tidak beres.

“Saya hanya mau bilang, kita tidak mungkin melanjutkan hubungan ini.”

Deg. Wanita itu mati rasa.

“Saya menyayangimu seperti kakak saya sendiri. Tapi saya mencintai istri dan anak saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun