Mohon tunggu...
Syarif Burhan
Syarif Burhan Mohon Tunggu... wiraswasta -

freelance di kontraktor bangunan, menulis di jejaring sosial dan blog

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Elegi Bukit Pinus

1 Februari 2012   02:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

''sini coba lihat memar di pipimu, kejam benar dia'', Aku meraba bibir dan pipinya, sungguh tragis, disaat Aku kehilangan orang yang membuatku merubah dunia, ada banyak yang menyia nyiakan kasih agung ini.

Tiba tiba mataku terpaku di lehernya, tepat di bawah jakunnya, ada kalung yang membuat nafasku sesak.

''ini apa''?, tanyaku tercekat

''yang mana mbak?, seolah linglung Aku segera menyibak kerah bajunya, dan seolah mendapati satu cahaya terang. Kalung itu, inisial nama itu, ada huruf S, itu kalungku, Ya Tuhan, benar kalungku.

''dimana Kamu dapat kalung ini?, tanyaku tak sabar.

''ada apa mbak, kalung ini dari mas Dewa''.

''aappaa, sii aapaa"? tanyaku terbata,

''mas Dewa'', katanya penuh keheranan dan ketakutan melihat ekspresiku yang menakutkan.

Tiba tiba Aku tersadar, tidak selayaknya aku membuatnya takut, bahkan boleh di kata Dia petunjuk ke Dewa. Kalung itu hadiah Dewa saat ulang tahunku tahun lalu.

''dari mana kamu dapat kalung ini, siapa Dewa, dimana Ia sekarang''?, tanyaku bertubi, meski emosiku telah terkontrol, tapi tetap tak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan kekagetan ini.

Sita nampak murung,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun