Mohon tunggu...
Samsul Bahri Sembiring
Samsul Bahri Sembiring Mohon Tunggu... Buruh - apa adanya

Dari Perbulan-Karo, besar di Medan, tinggal di Pekanbaru. Ayah dua putri| IPB | twitter @SBSembiring | WA 081361585019 | sbkembaren@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Udara Sehat dan Politik Akal Sehat

5 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 5 Agustus 2019   06:02 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Persoalan ini sangat komplek dan terkait juga dengan seluruh kebijakan kementerian/lembaga yang  diluar kewenangan seorang Gubernur. Hanya perubahan arah angin yang akan  menyelesaikan masalah polusi udara ini, tapi hanya untuk sementara.  

Politik akal sehat memahami persoalan ini sebagai bagian dari persoalan nasional, bukan hanya Gubernur, tapi Presiden juga harus bertanggung jawab.  Mengkambing hitamkan seluruhnya pada Anies Baswedan tidaklah elok. Tetapi Anies Baswedan tetap harus dituntut menyelesaikannya, sebatas kemampuannya sebagai Gubernur.

Terkait persoalan kedua, Anies Baswedan sebagi tokoh kandidat calon presiden pada Pilpres 2024. Sah-sah saja kritik terhadapnya menangani polusi udara Jakarta sebagai batu ujian perbandingan kemampuannya. Tetapi tetap dalam ruang keterbatasan sebagai Gubernur.

Kembali ke narasi media sosial, Netizen cenderung mempolarisasi masalah polusi udara Jakarta, termasuk persampahan, menjadi hitam-putih Anies Baswedan. 

Bagi penantangnya, tidak ada hal baik yang dilakukan Anies Baswedan sebagai Gubernur, sebaliknya pendukungya selalu membela apapun yang diperbuat atau tidak diperbuat beliau. 

Membunuh karakter Anies Baswedan dengan  pencitraan buruk sebagai Gubernur, hanya untuk menjegalnya maju pada Pilpres 2024, tidak memiliki efek politis mengatasi persoalan polusi udara dan sampah di Jakarta.

Sesengit apapun pertarungan narasi itu, karena tidak realistis, tidak akan merobah sesuatu ke perbaikan kota Jakarta. Ya, sekedar pelampiasan hasrat mencaci tokoh-tokoh,  bolehlah.  Atau adu narasi untuk hiburan di media sosial.

Menurut saya, politik seperti ini tidak akan pernah mencapai tujuannya mengatasi suatu persoalan yang dihadapi warga Jakarta. Politik akal sehat dari kekuatan warga sipil yang mampu menggentarkan menjatuhkan Gubernur, melalui tekanan DPRD, itulah yang dapat menyehatkan udara Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun