Mohon tunggu...
Sayyid Yusuf Aidid
Sayyid Yusuf Aidid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Saya adalah seorang dosen agama yang moderat yang suka membaca dan menulis. Genre bacaan saya yaitu religi dan tasawuf. Adapun saya mengajar Agama Islam di Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta. Link : www.yusufaidid.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indikator Keberhasilan Moderasi Beragama di Indonesia

15 Juni 2023   07:25 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:32 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

6.Memberi perhatian yang besar dalam membina persatuan dan kesatuan bukan perbedaan dan perselisihan serta pendekatan bukan penjauhan, serta menampilkan kemudahan dalam fatwa yang dirumuskan serta mengedepankan berita gembira dalam berdakwah.

7.Memanfaatkan sebaik mungkin semua peninggalan dan pemikiran lama, antara lain logika para teolog muslim, kerohanian sufi, keteladanan para pendahulu, serta ketelitian para pakar hukum dan ushuluddin.

Indikator terakhir dalam moderasi beragama di Indonesia yaitu akomodatif terhadap budaya lokal. Praktik dan pelestarian budaya lokal merupakan khasanah dari pluralitas bangsa. Sebab budaya merupakan kebiasaan yang diciptakan dan dikondisikan oleh masyarakat demi keberlangsungan hidup. Mulai dari bahasa, lagu daerah pakaian adat, kesenian, dan keanekaragaman kuliner adalah identitas dari budaya bangsa Indonesia.

Penerimaan budaya lokal termasuk ma'ruf. Kosep ma'ruf di dalam al-Quran yaitu membuka pintu yang cukup lebar guna menampung perubahaan nilai-nilai akibat perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, ketika Allah memerintahkan untuk mengajak kepada yang ma'ruf, maka itu juga berarti bahwa Islam menerima adat-istiadat dan budaya masyarakat apa pun selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bahkan, perintah tersebut berarti juga bahwa Islam menekankan perlunya memelihara budaya setempat yang tidak bertentangan dengan al-khayr. (Quraisy Syihab:2022:175)

Orang-orang yang moderat memiliki kecendrungan lebih ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya. Sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama. Tradisi keberagamaan yang tidak kaku, antara lain, ditandai dengan kesediaan untuk menerima praktik dan perilaku beragama yang tidak semata-mata menekankan pada kebenaran normative, melainkan juga menerima praktik beragama yang didasarkan pada keutamaan, tentu, sekali lagi, sejauh praktik itu tidak bertentangan dengan hal yang prinsipil dalam ajaran agama. Sebaliknya ada juga kelompok yang cenderung tidak akomodatif terhadap tradisi dan kebudayaan, karena mempraktikan tradisi dan budaya dalam beragama akan dianggap sebagai tindakan yang mengotori kemurnian agama. (Lukman Hakim:2022:20)

Di sisi lain ketika ada kelompok orang menganggap hanya budaya tertentu yang benar, mereka cenderung akan menyalahkan bentuk budaya lain. Polemik muncul ketika kelompok pertama memaksakan kebenaran budayanya kepada kelompok lain dan kelompok lain kelompok yang berbeda dengannnya harus meninggalkan budaya yang telah mereka warisi sekian lama. Pada tataran inilah dipelukan sikap moderat dalam berbudaya. (Abdul Jamil Wahab dkk:2022:302)

Adapun budaya-budaya positif yang telah lama melekat pada bangsa Indonesia hingga sekarang ini di antaranya:

a.Budaya gotong royong

b.Budaya kedermawanan

c.Budaya saling menasihati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun