Tak lama kemudian seorang pembeli datang, mereka bersalam-salaman sebelum membeli tembakau. Tak ada kesan terpaksa di sana. Semua tergambar tulus dari sorot mata dan senyum merah merekah di bibir mereka.
Begitulah, pasar menjadi tempat bertukar cerita. Hampir tak ada orang yang datang dan pergi tanpa berbagi  cerita atau sekadar tersenyum ramah saat melintas. Terpancar semangat persaudaraan yang kental di antara senyum dan sirih pinang yang silih bertukar dari satu tempat sirih ke tempat sirih yang lain.Â
Saya menyepi sejenak setelah puas mengabadikan banyak gambar sambil menyerap energi positif orang-orang ini. Tentu tak adil saya membandingkan aktivitas masyarakat Kie dengan hiruk-pikuk di kota. Tentu semua berbeda ruang juga berbeda kebutuhan. Saya hanya menyerap energi tulus yang dipraktikan dengan gamblang di depan mata. Setidaknya saya bisa berguru pada cara mereka bersyukur. Mereka tahu bagaimana menikmati hidup dengan mensyukuri apapun yang diberikan Tuhan.
Falas, 4 Januari 2019
Salam,
Sayyidati Hajar Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H