Bagaimana jika sesuatu yang bernilai luhur tersebut, tiba-tiba dilempar dengan sup kalengan? Semua orang pasti akan gempar dan memusatkan perhatian padanya. Aksi ini menjadi sesuatu yang baru, walaupun apa yang disampaikan adalah pesan berulang-ulang tentang perubahan iklim.
Mungkin saat ini masyarakat sudah mampu menoleransi demonstrasi yang tumpah ruah di jalan-jalan, dan menganggapnya sambil lalu sebagai sesuatu yang "biasa aja". Tapi seiring berjalannya waktu, batasan-batasan toleransi akan terus didobrak oleh para aktivis lingkungan, sampai pesan mereka benar-benar didengar dan ada perubahan berarti.
Lagipun, tanpa kesadaran dan aksi konkrit dari semua orang, konsep nilai dari karya seni akan menjadi sia-sia di masa depan, persis seperti slogan Just Stop Oil: "No Art on a Dead Planet!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H