Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kalau Muhammadiyah Ditentang, Lantas Siapa yang Layak Kelola Tambang?!

30 Juli 2024   16:15 Diperbarui: 30 Juli 2024   16:23 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, jangan berekspektasi berlebihan, apalagi jika ekspektasi ini berbasis pada kesamaan pandangan kita. Karena Ketika kenyataan pada akhirnya tak sejalan dengan harapan, kecewalah kita. Termasuk posisikan para Pimpinan Muhammadiyah itu sewajarnya, sehingga ketika suatu waktu kebijakan PP tak sesuai pandangan apalagi kepentingan kita, kecewanya juga tidak berlebihan. Dengan cara ini kita juga bisa tetap menjaga krititisme secara proporsional.

Termasuk dalam politik, menjaga kewarasan itu penting. Jangan mengidolakan sampai overdosis, supaya kita tetap proporsional memberpihaki kebenaran. Karena kebenaran itu bisa muncul dari lawan politik kan?

Ketiga, sebagai anak bangsa kita tentu layak prihatin dengan banyaknya praktik pertambangan yang menyisakan dampak kerusakan lingkungan luar biasa, konflik sosial, sampai kesenjangan sosial. Tetapi jangan sampai kita tidak adil dengan memvonis semua hal yang terkait dengan pertambangan pasti buruk, berdaya rusak, seluruhnya mafia, dan sekawannya.

Jangan berubah menjadi malaikat dengan menjauhi yang profan, seburuk apapun itu. Kalau memang praktik pertambangan dipandang amat buruk, maka kemungkinan untuk mengelola tambang dengan lebih baik pun tetap harus diberi kesempatan. Inilah pilihan realistis dan justru manusiawai.

Maka kenapa tidak untuk memberi kesempatan kepada NU dan Muhammadiyah untuk mencoba mengelola tambang. Tugas kita adalah mengawalnya dengan kritis, jika menyimpang tinggal sentil, hajar ramai-ramai bila perlu. Jangan sampai mereka dihukum sebelum melakukan.

Toh Prof Haedar Nasir sendiri sudah menyatakan komitmennya bahwa Muhammadiyah ingin menjadi role model dalam pengelolaan tambang. Pun kalau di tengah jalan pengelolaan itu menyimpang, mereka siap menghentikan.

"Apabila kita pada akhirnya menemukan bahwa pengelolaan tambang itu lebih banyak mafsadatnya, artinya banyak keburukannya untuk lingkungan sosial dan lingkungan hidup serta berbagai aspek lainnya Muhammadiyah juga sepakat mengembalikan IUP itu," begitu kata Prof Hedar Nashir seperti dilansir portal Muhammadiyah.or.id.

Maka penting untuk bersikap adil sejak dalam pikiran, dengan terbuka terhadap berbagai kemungkinan sudut pandang. Memaki kegelapan memang seringkali menikmatkan, tetapi ia tidak menyelesaikan persoalan. Kita juga butuh orang-orang, kelompok, yang berani mengambil tantangan untuk memperbaiki keadaan.

Kalau Muhammadiyah yang punya jejak basis moral memadai saja ditentang, lantas siapa yang kita anggap layak mengelola tambang? Wallahu a'lam. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun