Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saatnya Menaklukkan Corona di Bulan Ramadan

21 April 2020   05:36 Diperbarui: 21 April 2020   11:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: geotimes.co.id

Kalau maklumat telah dikeluarkan, maka kuncinya tinggal ada di jamaah. Maka soliditas dan loyalitas warga nahdliyin dan warga persyarikatan untuk mengamankan maklumat ini sangatlah menentukan.

Kalau Anda selama ini merasa bangga sebagai kader NU atau kader Muhammadiyah, inilah saatnya membuktikan kualitas kekaderan itu. Meski amat berat, kita semua harus siap berkorban, melewati ramadhan tahun ini dengan suasana yang benar-benar berbeda. Lengang. Minim kesemarakan.

Kenapa Tak Mempercayakan Pemerintah?

Warga NU dan Muhammadiyah yang budiman, virus corona menyebar sangat cepat dan cenderung masif. Bayangkan, awal Maret hanya 2 kasus positif yang diumumkan pemerintah, kini tanggal 21 April 2020, sudah 6.575 orang yang dinyatakan positif dengan jumlah kematian mencapai 582 jiwa dan pasien yang sembuh sebanyak 686 orang.

Sejumlah ahli, baik domestik maupun internasional,bahkan menilai kasus riil di lapangan jauh lebih tinggi dari yang diumumkan pemerintah. Terlebih, banyak orang yang terpapar virus ini tanpa disertai gejala (OTG), tetapi dalam waktu yang sama dia bisa menularkan ke banyak orang selama aktivitas sosialnya tidak dibatasi. 

Angkanya bisa jadi mencapai ratusan ribu dan bahkan juta, setidaknya sejumlah permodelan matematis sudah dikemukakan para ahli.

Dengan potensi persebarannya yang sangat cepat itu, maka mustahil jika kita hanya menunggu apalagi an sich mengandalkan kebijakan penanggulangan dari pemerintah. Sebab sumberdaya yang dimiliki pemerintah nyatanya sangat terbatas, baik tenaga, fasilitas kesehatan maupun anggaran.

Jika diasumsikan skenario terburuk, katakanlah persebaran kasusnya mencapai 200.000, maka jelas pemerintah akan kelimpungan.

Selain keterbatasan sumberdaya, kita juga melihat kenyataan bahwa persebaran virus corona ternyata jauh lebih cepat dari antisipasi dan solusi penanganan yang dilakukan pemerintah di segala tingkatan. Bagaimana virus ini menular antar manusia pada kenyataannya lebih gesit dari proses terbitnya regulasi untuk menanggulanginya.

Belum lagi regulasi yang potensial tumpang tindih semisal pengaturan apakah ojol boleh membawa penumpang atau hanya mengangkut barang, Permenkes dan Permenhub punya klausal yang berbeda.

Dan banyak lagi keterbatasan pemerintah yang oleh sebab itu mengandaikan keterlibatan aktif dari setiap elemen masyarakat. Jangankan Indonesia, Negara semaju Amerika dan Inggris saja goncang dan tergagap-gagap pemerintahannya menanggulangi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun