Pemateri lainnya,, Teguh Suhardi, pun mempertegasnya. Kata dia, kolaborasi ulama-pengusaha adalah formasi terbaik untuk berdakwah. Tak terkecuali Kiai Ahmad Dahlan yang juga melibatkan pengusaha saat mendirikan persyarikatan Muhammadiyah. "Karena sirah nabawiyah bicara begitu, pengusaha dilibatkan aktif dalam aktivitas dakwah," kata praktisi bisnis itu.
Suksesnya gerakan dakwah karenanya tidak bisa tidak haruslah ditopang oleh kolaborasi ulama-pengusaha. Saat menikah dengan Khadijah, Muhammad bukan sekadar CEO, tetapi juga pemilik saham. "Sejak belia, Nabi telah ditempa dengan mental pengusaha. Memulai dengan magang pada pamannya, lalu bekerja pada Ibrahim, menjadi CEO dan akhirnya memiliki saham sendiri," ucapnya.
Sekolah Tabligh Ramadhan sendiri digelar sejak 26 Mei sampai 10 Juni 2018. Ada 11 sesi kelas pembelajaran yang menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya, dari akademisi, mubaligh, trainer, jurnalis, praktisi politik, hingga praktisi bisnis. Materinya juga dibuat dengan merespon perkembangan mutakhir. Ada puluhan peserta yang mengikuti kegiatan ini mewakili utusan se Kota Pekalongan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H