"Mendekonstruksi Nilai: Pemikiran Baru tentang Pengukuran Kemajuan Siswa"
Gambaran penilaian dalam Pendidikan
Assalamualaikum sobat kompas dimanapun berada, john Dewey, seorang filsuf pendidikan, menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pengembangan semua kemampuan manusia yang mungkin berkembang dalam masyarakat.
Berbeda dengan john dewey , Paulo Freire memberikan makna bahwa pendidika ialah dimana siswa tidak hanya menjadi objek dalam Pendidikan namun juga berperan aktif dan menjadi subjek dalam Pendidikan.
Lantas setelah mengamati kedua pengertian Pendidikan di atas, satu benang merah pun terlintas di benak penulis ialah kata pengembangan dan beperan aktif, kedua kata ini agak memiliki gagasan yang berbeda namun kecondongan bahwa 2 tokoh tersebut untuk memaknai Pendidikan ialah sesuatu yang bergerak dan selalu ber inovasi, terlepas dari bagaiman memaknai Pendidikan itu sendiri,dalam system pendidikan  ada system penilaian, dimana bentuk penilaian tersebut tentu ber aneka macam, hal ini karena menyesuaikan alat pengukuran penilaian misalnya, menggunakan penilaian sumatif di akhir masa pembelajaran dengan menggunakan alat ukur berupa soal dengn isian ganda serta uraian.
Penilaian dalam Pendidikan formal, merupakan hal yang penting, ini digunakan untuk melihat seberapa besar keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran. Penilaian Pendidikan tidak hanya seputar pemahaman siswa terhadap materi, namun atitude dan kesopanan terhadap guru serta teman sebaya juga dinilai.
Gambaran Pengukuran kemajuan siswa
System penilaian juga merupakan bentuk tertulis dari pengukuran kemajuan siswa selama pembelajaran, tentunya hal ini bisa dilihat dengan apakah siswa mampu mencapai KKM ataupun tidak (kurikulum K13), namun system KKM pada kurikulum merdeka telah dihapus.
Pertanyaan yang muncul, lalu kenapa kurikulum merdeka penghapus KKM, jawabanya ialah  angka-angka yang digunakan untuk menentukan kelulusan siswa tersebut justru menghapus makna Pendidikan itu sendiri, serta membuat Lembaga sekolah kehilangan makna pembelajaran dan Pendidikan karena berfokus pada angka-angka.
Dekonstruksi merupakan suatu pemikiran untuk memahami kontradiksi yang ada di dalam teks dan mencoba untuk membangun kembali makna-makna yang sudah melekat dalam teks tersebut. ini sebagai bentuk pemahaman kembali bagaimana makna nilai bagi pengukuran kemajuan siswa
Pendekonstruksian nilai dan berpikir baru terhadap pengukuran kemajuan siswa, adalah sesuatu yang besar dan perlu kecermatan dan kematangan, angka memang tidak cukup untuk menggambarkan pengukuran  kemajuan siswa, namun setidaknya dari hal tersebut seorang guru bisa mengetahui langkah apa yang praktis dan segera di ambil untuk peserta didiknya, serta mengetahui dan mampu melihat kemana arah kemajuan peserta didiknya.
Menurut pengalam penulis, praktik pemberian nilai sebagai bentuk pengukuran kemajuan siswa adalah hal yang sulit, akhirnya pemberian nilai terkadang hanya dijadikan formalitas Guna menyelesaikan tugas.
Sudut pandang pengukuran kemajuan siswa pada kurikulum merdeka
Pak Menteri nadiem makarim adalah seorang milenial yang jenius tentang system, beliau memiliki ide gagasan dengan mengajukan kembali pernyataan bahwa dengan kalimat "lulusanya bisa apa", sungguh menarik tentang idenya soal mengukur Pendidikan, ide beliau ialah bahwa mengukur Pendidikan bukan dari nilai akreditasi, proses pembelajaran yang rumit, atau bahkan peringkat Pendidikan di dunia internasional. Â Focus pada produk Pendidikan sebagai ukuran kemajuan siswa adalah hal yang menarik.
Perasaan pendidik dengan system penilaian dan kemajuan siswa saat ini
Kebanyakan pendidik mungkin tidak begitu kesulitan menerapkan model penilaian ataupun pengukuran kemajuan siswa, tentu mereka yang disekolah dan bersangkutan langsung sangat memahami seberapa penting pengukuran kemajuan siswa.
Dewasa ini pendidik justru pendidik merasa bahwa kualitas anak terhadap pemecahan masalah serta nalar kritis mengalami penurunan. Ini mungkin efek pandemi tentunya siwa dirumah tidak terlalu terkontrol dalam pembelajaran sehingga menjadi tidak efisien, ditambah lagi adanya teknologi canggih yang membuat mereka tak perlu ribet-ribet lagi mengerjakan tugas dari para guru.
Para pendidik merasa hal ini harus segera di atasi mengingat merekalah generasi penerus negeri ini. Kemampuan daya berpikir,pemecahan masalah serta nalar kritis  tentu sangat penting apalagi persaingan kian hari kian ketat, setiap peserta didik sudah seharusnya menyadai hal itu, agar mereka mampu menyiapkan diri mereka.
Pemikiran baru pengukiran kemajuan siswa
Pengukuran siswa sudah seharusnya mampu mewakili bagaimana bentuk kemajuan siswa, berfikir tentang bagaiman menemukan bentuk penilaian yang pas dan valid untuk mengukur kemajuan siswa adalah hal yang sulid dan rumit pasalnya Pendidikan merupakan sesuatu yang bergerak dan terus ber inovasi.
Apalagi setiap siswa tentu mereka memiliki karakter serta kemampuan masing-masing yang tidak dapat disamakan satu sama lainya.
Seperti ide pak Nadim di atas hal ini bisa saja dikembangkan dengan konsep memerdekakan mitra Pendidikan, bisa jadi membuat administrasi guru menjadi lebih mudah sehingga guru bisa focus teradap kemajuan siswa. Sepengalam penulis menjadi guru tidak hanya memiliki tanggung jawab mengajar namun juga memiliki tanggung jawab administrative segudang yang bisa jadi menyebabkan mereka terlalu Lelah secara psikis, tentu memiliki dampak pada pembelajaran di sekolah sehingga berdampak pula pada pengukuran kemajuan siswa.
Gambaran siswa 2024 yang bersentuhan dengan teknologi
dalam era yang semakin terdigitalisasi, perkembangan siswa tidak lagi terbatas pada pembelajaran di dalam kelas atau melalui bahan bacaan tradisional. Teknologi telah menjadi faktor sentral yang memengaruhi cara siswa belajar, berinteraksi, dan berkembang. Berikut ini adalah beberapa aspek perkembangan siswa yang bersentuhan dengan teknologi:
1. Pembelajaran yang Interaktif dan Terpersonal: Teknologi memberikan akses ke berbagai sumber pembelajaran interaktif, seperti video pembelajaran, simulasi, dan platform pembelajaran daring. Siswa dapat mengakses materi pelajaran secara visual, yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka. Selain itu, teknologi memungkinkan siswa untuk terhubung secara global melalui kolaborasi daring, memperluas cakupan wawasan dan perspektif mereka.
2. Pengembangan Keterampilan Teknologi: Menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin terkoneksi secara digital, penggunaan teknologi dalam pendidikan membantu siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang diperlukan. Penguasaan teknologi tidak hanya menjadi keahlian tambahan, tetapi juga suatu kebutuhan untuk bersaing di era modern.
3. Personalisasi Pembelajaran: Teknologi memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Dengan menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif, siswa dapat mengakses materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, memungkinkan setiap siswa berkembang sesuai dengan kecepatannya sendiri.
4. Keterlibatan Orang Tua dalam Proses Pembelajaran: Aplikasi dan platform pembelajaran online memungkinkan orang tua untuk terlibat lebih aktif dalam pendidikan anak-anak mereka. Mereka dapat memantau kemajuan akademis, berkomunikasi dengan guru, dan mendukung anak-anak dalam proses pembelajaran, membentuk kemitraan yang kuat antara sekolah, siswa, dan orang tua.
5. Tantangan Terkait Etika Digital: Seiring dengan manfaatnya, perkembangan siswa yang bersentuhan dengan teknologi juga menghadapi tantangan terkait etika digital. Siswa perlu dilibatkan dalam pembelajaran etika online, perlindungan privasi, dan penggunaan yang bertanggung jawab terhadap teknologi.
Dalam menjalani perkembangan ini, pendidik dan orang tua memiliki peran penting untuk mendukung dan membimbing siswa agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak. Melalui pendekatan yang seimbang antara penggunaan teknologi dan pendekatan konvensional, perkembangan siswa dapat dioptimalkan untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia yang terus berubah secara teknologi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI