Kulihat wajahnya yang kosong sambil tangannya sibuk melipat kertas warna-warni menjadi bentuk yang tak keruan. Bibir mungilnya bersenandung mengeluarkan nada yang tak ada di lagu manapun sementara matanya sesekali mencuri pandang kepadaku malu-malu.
“Kamu siapa? Apa kita saling kenal?” katanya kepadaku.
“Atau ah...mungkin aku sudah pernah menanyakan hal ini padamu...ah maafkan aku, betapa pelupanya aku.” katanya lagi.
Kembali dia asik dengan dirinya dan dunianya, menghiraukan aku yang hanya duduk termangu menatapnya.
“Hai, kamu siapa? Saya kenal kamu?” Lagi-lagi Lila menanyakan pertanyaan yang membuatku tak kuasa lagi membendung air mataku.
===
“Aku bingung La, aku belum siap apapun.” kataku menjawab pertanyaan Lila.
“Nathan, hubungan ini sudah terlalu lama mengambang, ambillah keputusan untukku, untukmu, untuk kita nanti.”
Aku hanya terdiam menatap wajahnya tanpa memberikan jawaban apapun sampai dia berlalu pergi dalam emosi.
===
“Kamu tidak bisa begitu Than, aku mencoba sedikit memahami kamu, tapi entah mengapa semakin aku berusaha justru semakin aku kacau.” kata Lila sambil berurai air mata.