===
Ibu Wibi lupa menutup pagar bercat coklat itu dan hari itu Wibi sangat merindukan Retno yang sudah lama tak terlihat melewati depan pagar rumahnya, Wibi ingin membeli coklat murah dengan rasa sedikit tengik itu demi menghilangkan rasa rindunya pada Retno.
Namun Wibi berbeda, sepanjang jalan Wibi dihina dan dimaki bahkan beberapa anak-anak kecil mulai mengaraknya dan melemparinya dengan kerikil kecil yang mereka pungut di pinggir jalan. Membuat Wibi merasa sedih dan asing.
Wibi hendak kembali pulang saat tiba-tiba ada mobil truk pengangkut sayur yang mengebut dan kehilangan kendali, truk itu hampir mungkin saja menabrak seorang anak yang baru saja melemparinya dengan berkeping-keping kerikil seandainya Wibi tidak dengan cekatan mendorong anak itu dan menumbalkan dirinya sendiri.
Wibisono terpental sesaat setelah tubuhnya ditabrak truk itu, tubuhnya penuh lebam dan darah keluar dari mulut, hidung dan telinganya. Kata-kata terakhir yang berusaha diucapkan Wibi adalah “Retno” dan “Coklat” yang tentu saja tidak dimengerti oleh siapapun selain si pemilik nama dan Ibunya.
Tulisan ini juga dimuat di https://novitanurfiana.wordpress.com/2015/03/16/wibisono-dan-pagar-bercat-coklat/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H