Atensi pun semakin meningkat begitu memasuki momen kucing-kucingan Sang Hoon yang menyaksikan semua peristiwa melalui beranda rumahnya.
Lantas di pagi harinya, Sang Hoon mengetahui fakta bahwa berdasarkan hasil forensik, ada jeda sekitar dua jam antara waktu kematian sang korban dengan saat pertama kali Sang Hoon melihat si pembunuh.
Itu artinya, seharusnya korban berpeluang besar untuk tetap hidup andaikata para penghuni apartemen mengindahkan teriakannya.
Kenyataan itu membuat Sang Hoon terpukul dan frustasi. Ia pun diliputi trauma akan rasa bersalah terhadap korban dan selalu merasa was-was terhadap orang-orang di sekitarnya.
Adegan ini sedikit banyaknya mirip dengan situasi Kitty Genovese yang juga sebenarnya, kemungkinan masih berpeluang hidup apabila para tetangganya segera menghubungi polisi.
Premis film ini nyatanya memang sederhana. Sebatas bagaimana cara Sang Hoon berusaha meloloskan diri dari kejaran sang psikopat yang mengincar dirinya, keluarganya, dan saksi kunci lainnya.
Namun karena dipoles dan diatur dengan baik, The Witness mampu menghadirkan teror memukau dengan eskalasi konflik yang apik serta berhasil membuat saya tetap duduk dengan nyaman menikmati plotnya.
Mungkin karena memakai peristiwa nyata dan teori ilmiah sebagai pijakan dasarnya bercerita, Cho Kyu Jang memimpin plot dengan rapi, tertata, dan solid.
Dilema Sang Hoon sebagai Saksi Kunci dan Seorang Suami
Film ini jelas tidak akan jadi tanpa didukung departemen cast yang mumpuni. Lee Sung Min nyatanya sukses tampil luar biasa sebagai Han Sang Hoon.
Parade perannya yang penuh keraguan dan jauh dari kesan heroik hingga dua pertiga film berjalan sebenarnya membuktikan kualitas aktingnya sebagai aktor senior yang telah malang melintang di industri film Korea Selatan.