Mohon tunggu...
Sawitania Situmorang
Sawitania Situmorang Mohon Tunggu... Ilmuwan - Responsible and Integrity

Dosen dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berguru tentang Kemandirian dan Kerja Keras dari Masyarakat Tiga Ras

6 September 2020   12:15 Diperbarui: 6 September 2020   12:14 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penampakan hotel SHS (dokumen pribadi: Alfrian Riyanto)

Tidak diketahui secara pasti apakah alokasi dana ini mengalami peningkatan atau penurunan dari tahun sebelumnya. Alasan yang digunakan juga sangat klasik. 

Menurut petugas yang berwenang (dari keterangan warga saat sosialisasi berlangsung), mereka belum memenuhi persyaratan dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk memperoleh ijin penggunaan dana desa tersebut. 

Mendengar hal itu, tentu saja kami juga perlu melakukan kroscek apakah keterangan warga dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Sayangnya, beberapa kali kami mencoba untuk bertemu dengan kepala desanya namun tidak terealisasikan (mungkin di lain kesempatan 🦾). 

Meskipun demikian, tim kami cukup salut dengan upaya yang dilakukan warga dalam mencari nafkah guna menyambung hidup mereka. Tidak adanya dukungan pemerintah daerah (termasuk tingkat desa) tak lantas membuat mereka duduk berpangku tangan, hidup dalam kemiskinan. 

Mulai dari membangun guesthouse homestay sangat sederhana (yang juga masih perlu ditingkatkan kualitas dan fasilitiasnya jika memang bertujuan untuk mewujudkan kawasan wisata bertaraf internasional, masih ada yang menggunakan kasur busa), mengolah pertanian, hingga berjualan sembako dan BBM (ada pertamina mini juga loh disini). 

Untuk usahatani sendiri, masyarakat memilih komoditas bawang merah yang umur panennya lebih singkat dibandingkan komoditas pangan. 

penampakan hotel SHS (dokumen pribadi: Alfrian Riyanto)
penampakan hotel SHS (dokumen pribadi: Alfrian Riyanto)
tampak dalam guesthouse batu hoda (dokumen pribadi: Alfrian Sihombing)
tampak dalam guesthouse batu hoda (dokumen pribadi: Alfrian Sihombing)
Melihat kegigihan mereka kamipun semakin bersemangat untuk mempromosikan daerah ini agar lebih sering dikunjungi oleh wisatawan di masa mendatang sehingga perlahan tapi pasti, desa ini semakin berkembang. 

Perkembangan pembangunan di desa ini diharapkan tidak hanya datang dari segi ekonomi tetapi juga dari saran dan kritik yang didapatkan dari pengunjung (seperti yang kami lakukan saat berada di desa ini). 

Kami juga berharap agar pemerintah (khususnya pemerintah daerah dan Badan Pembangunan Danau Toba) juga memberikan perhatian bagi pembangunan di daerah ini. Alangkah lebih baik dan lebih cepat apabila pemerintah turut turun tangan dalam membangun desa ini dibandingkan hanya dengan mengharapkan upaya warga lokal itu sendiri.

Sekian cerita saya kali ini
Mudah-mudahan dapat menginspirasi dan menginformasi seluruh pembaca.
Kami sangat mengharapkan adanya feedback dari pembaca, utamanya yang berwenang dalam pembangunan desa dan kawasan Danau Toba melalui pesan di kolom komentar.

Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun