Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merdeka dari Depresi dengan Cara Sederhana Memaknai Hidup

17 Agustus 2024   14:36 Diperbarui: 17 Agustus 2024   15:03 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depresi datang memeluk tanpa disadari.  Ia awalnya hanya berupa rasa overthinking yang mulai berkepanjangan.  Rasa lelah dan tidak semangat mulai kerap muncul. Menghindar bila ada undangan makan siang dari teman. Lebih suka mengurung diri di kamar, menjadi lebih sensitif, mudah emosi dan gampang tersinggung.

Dan terakhir yang membuat aku tergugah dan menyadari aku sedang dalam fase depresi adalah ketika mendapati diriku tidak mampu melakukan pekerjaan kreatif seperti yang biasa kulakukan.  Merasa frustasi karena merasa berada di titik jenuh dan mandeg tidak bisa melakukan apapun.  Aku merasa selama ini sudah melakukan banyak hal dan berprestasi baik. Saat itu berfikir mau berbuat sesuatu saja semuanya terasa mampet.

Berhari-hari terpuruk dan frustasi membuatku menjadi sangat tidak nyaman dengan kondisi ini. Di sisi lain aku jadi seperti craving comfort foood. Makanan memgandung karbo tinggi dan gula. Alhasil badanku ph nya menjadi asam dan kesehatanku terasa menurun. Bolak balik seperti mau flu dan alergi kambuh.

Apa yang dilakukan untuk mencegah depresi semakin dalam

Menyadari aku sedang dalam fase tidak baik-baik saja.  Aku berfikir bagaimana caranya agar kembali ke jalur asli diriku.  Aku membutuhkan teman berbicara atau konseling dimana teman berdiskusi atau curhat haruslah orang yang sangat bisa dipercaya.  Kenapa harus kupercaya karena ini mempunyai efek yang malah bisa menjadi boomerang bila aku menceritakan kepada orang yang malahan nantinya menceritakan masalahku ke orang lain bahkan bisa menjadi ghibah banyak orang.

Sulit menceritakan beban, concern juga masalah hidup kepada orang lain karena ini sifatnya sangat pribadi dan rahasia.

Inilah yang kulakukan : 

1. Membuat daftar teman yang aku anggap memiliki "skill" untuk menjadi pendengar yang baik, memberikan solusi dan mendengar tanpa mengadili. Ini berdasarkan chemistry, hubungan baik, kedekatan dan terpenting bisa dipercaya.  Aku memilih lebih dari satu teman untuk aku ajak berdiskusi agar aku mendapat masukan yang cukup dan pas.  Tidak terlalu banyak sehingga tidak membingungkan.

2. Sesi Curhat (Konseling)

Sesi ini kulakukan setelah minta ijin untuk bertemu atau mengobrol lewat watsapp barulah aku menceritakan dengan singkat latar belakang dari kondisiku.  Pada saat menceritakan aku sebisa mungkin yang kuceritakan adalah hal-hal penting yang kurasakan dan kualami tidak bertele-tele atau diulang-ulang karena ini akan makin menguras emosi dan waktu.

3. Merumuskan inti pembicaraan diatas.  Dari hasil konseling dan diskusi dengan teman-temanku, aku mendapatkan 3 hal penting yaitu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun