Mohon tunggu...
Savita Karyatama Apr
Savita Karyatama Apr Mohon Tunggu... Freelancer - Event Enthusiast

Seorang pengembara yang suka bercerita tentang kehidupan, peristiwa, sejarah, dan hal seru lainnya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kupas Tuntas Rahasia Lolos LGD & FGD (Based on Pengalaman!)

20 Juni 2024   11:45 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:58 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hullaa, udah lama nih gak bahas yang genre begini lagi hihi. Sibuk mengembangkan diri sampai lupa untuk berbagi cerita disini hiks. Okay, ready? Letsgo!

Pertama-tama, apa sih bedanya LGD dan FGD? Kan sama-sama "Group Discussion?" eits, gak gitu brodi! Buat yang lagi persiapan rekrutmen perusahaan, student exchange, volunteer, atau event hunter perlu banget buat tahu seluk beluk dari dua tipe seleksi ini. Biar bisa curi start tsayy xixi.

LGD atau Leaderless Group Discussion, adalah serangkaian grup diskusi yang tidak didampingi oleh fasilitator/tim penilai. Jadi sederhananya kita berkumpul dalam satu forum untuk membahas sebuah isu tapi tidak ada pihak perekrut yang nimbrung obrolan kita. Ingat ya, karena konsepnya adalah "Leaderless".

Lanjut

FGD atau Focus Group Discussion, adalah serangkaian grup diskusi yang membahas suatu isu dan menemukan penyelesaian/solusi dari isu tersebut. Sederhananya adalah, diskusi yang dipimpin fasilitator dan membahas masalah, tapi harus ketemu nih solusi atau breakdown dari masalah tersebut, gak boleh menggantung. Inget ya kuncinya "Focus".

Tambahan penting nih, kalau mengutip dari CDC UNSRI (2024), FGD maupun LGD sama-sama berangkat dari pemahaman masing-masing terhadap sebuah isu. Sama-sama anggota tim harus mengemukakan pendapat. Proses FGD lebih dikendalikan oleh seorang fasilitator. Sedangkan LGD lebih ditekankan pada kebebasan berpendapat dalam forum. Tjakep!

Kalau sudah faham, tanpa basa-basi, mari eksekusi dan jangan lupa dicatet ya ges ya tips & triknya. Uhuy.

1. Pintar menempatkan diri

Ketika LGD biasanya fasilitator hanya menjelaskan RnR dan materi diskusi, nah kita bisa ambil kesempatan nih untuk menawarkan diri menjadi moderator atau time keeper. Di FGD karna biasanya dipandu oleh tim penilai/fasilitator, otomatis kita tidak memerlukan peran di atas. Tapi kita bisa mengambil peran sebagai penyimpul diskusi. Tapi ingat jangan anarkis dan pengen menang sendiri ya!

Selain itu kita bisa menjadi pendengar yang baik dengan menebar senyuman kita yang maut ini. Hehe. Kita juga bisa nih ambil kesempatan untuk interupsi ketika dirasa opini rekan diskusi kurang sesuai, tapi ingat, jangan anarkis. Eh kita juga bisa loh jadi penengah ketika ada rekan diskusi yang mungkin mulai tersulut emosi atau suka menyela pembicaraan orang lain hihi

Baik sebagai Moderator, Time Keeper, Penyimpul, Pendengar, maupun Pemberi pendapat, kita harus tetap optimal diperan masing-masing. Jangan sampai seperti ingin merebut peran orang lain atau bahkan lalai dengan peran diri sendiri oukay.

2. Cepat & tanggap membaca situasi

Berhubungan dengan poin pertama, kita harus juga harus pandai membaca situasi supaya bisa menempatkan diri. Biasanya ketika LGD situasi akan tegang karna tidak ada fasilitator, nah bisa nih kita hadir untuk sekedar memberi semangat atau guyonan tipis. Emang boleh bercanda? Boleh dong! Ini kan bukan sidang isbat wkwk. Asalkan tidak berlebihan.

3. Terapkan PROSO-ICC

Ini yang terpenting! Menyampaikan pendapat dalam LGD/FGD harus singkat, padat, dan nendang. Jangan bertele-tele seperti lomba pidato antar provinsi haha. Rumusnya gampang, yaitu PROSO-ICC alias Problem -- Solution -- Initiation -- Control -- Case Close! Cus kita bahas sekalian contohnya.

  • Problem, tentukan problem dari LGD/FGD yang sudah disampaikan tim penilai/fasilitator. Misal kita angkat permasalahan rendahnya tingkat Pendidikan di desa Lalala.
  • Solution, kita harus cari nih solusinya apa ya, kita break down kalau bisa. Misal solusi untuk masalah rendahnya tingkat Pendidikan di desa Lalala adalah: 1) Survei kelayakan infrastruktur/tenaga pengajar/fasilitas/SDM desa Lalala; 2) Penyuluhan tentang pentingnya Pendidikan; 3) Pemberian beasiswa Pendidikan kepada siswa/I desa Lalala. Semakin banyak solusinya semakin bagus!
  • Initiation, maksudnya adalah gimana cara kita merealisasikan solusi atas permasalahan yang ada. Misal inisiasi untuk solusi permasalahan di atas adalah memulai membuat rancangan program yang paling memungkinkan baik dalam jangka pendek ataupun jangka Panjang.
  • Control, alias kita harus memberikan alternatif untuk mengontrol perkembangan program dan memastikan agar program tersebut berjalan sesuai dengan harapan. Contohnya untuk control permasalahan rendahnya tingkat Pendidikan di Lalala adalah dengan menunjuk tim khusus untuk melakukan monitoring secara berkala dan melakukan rekap progress atas program yang berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa berhasil program tersebut dan apakah sesuai dengan goals yang diharapkan.
  • Case close, eits bukan berarti masalah selesai ya. Untuk sementara selesai tapi kita harus menawarkan sesuatu sebagai penanda keberhasilan program kita. Misal hasil survei Menteri Pendidikan tentang TELAH meningkatnya kualitas Pendidikan di desa Lalala atau dalam kurun waktu 2 tahun jumlah siswa/I yang mencapai jenjang Pendidikan tertentu sudah mencapai sekian persen dibuktikan dengan ijazah yang dimiliki.

Gitu gais. Semoga mudah difahami yes ehehe lanjutt..

4. Efisiensi materi

Untuk menunjang poin ke-tiga, jangan lupa konsep singkat, padat, nendangnya ya pemirsa. Misal ingin menanggapi tentang isu Pendidikan, tidak perlu dibacakan tentang pasal xx tahun xx, langsung saja ke poin pasal berapa yang akan mendukung opini kita.

Fyi, sering kali ingin terlihat menguasai materi dengan menghafal banyak bacaan/pasal/kutipan tapi lupa kalau yang dinilai itu adalah OPINI & PENDAPAT kita bukan seberapa banyak materi yang dihafal. Kualitas ya ges ya, bukan kuantitas ajahh.

5. Berani berbicara

Speak louder baby, percaya diri dan jangan terdengar ragu-ragu

6. Jangan terlalu mendominasi

Walaupun sebelumnya dibilang jangan ragu, tapi juga jangan mendominasi, memotong pembicaraan orang lain, interupsi yang berlebihan, ingin selalu terlihat aktif tanpa melihat kesempatan orang lain. Pokoknya active and be collaborative!

7. Attitude!

Ga perlu dijelaskan lagi kayanya, attitude itu penting banget!

Nah, itu ramuan jitu yang bisa aku share buat temen-temen semua. Semoga lebih membantu ya karena dengan kesungguhan hati (jiaakh bawa-bawa hati) aku merangkum tips & tricks ini agar temen-temen semua be ready kalau ada tes semacam ini dan sukses dalam segala sesuatunya! Bilang apa? Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun