Ada benarnya juga apa yang dikatakan Bela tentangnya, dia tidak meminta maaf kepada yang berkunjung di perpustakaan ini. Jangankan meminta maf tersenyumpun Lauren tidak berani. Bukan apa-apa hanya saha Lauren terlalu takut untuk mendongak dan menatap mereka. Karena itulah Lauren selalu menuntuk menatap tak pasti ke bawah.
"Iya pokoknya lo harus beresin tugas kita sebelum kita balik lagi kesini!!" Sahut salah seorang temannya Bela yang bernama Debby.
"Ayo cabut! kita ke kantin aja udah keroncongan nih perut. Biar si cupu yang kerjain." Tentunya Bela lah yang mengajak mereka pergi ke kantin.
"Bye cupu, kerjainnya  yang bener ya!! nanti kita kasih permen kalu udah beres kerjainnya."
Tawa mereka pecah saat Debby berbicara seperti merajuk anak kecil yang tengah menangis.
RECEH
Satu kata itulah yang diucapkan Lauren dalam hati, sebab jika Lauren menyatakannya langsung mereka akan terus mencacinya bahkan lebih pparah karena Lauren tidak ingin cari-cari masalah hanya karena hal sepele seperti itu, terlalu bocah menurut Lauren.
"Heh malah ngelamun cepetan kerjain!"
"Eh iya Bel nanti aku kerjain."
"Nanti-nanti sekarang cepet!! Punya lo, baru nanti." Lauren kira Bela dan temannya sudah pergi, dia tidak sadar karena asik mencibir mereka di dalam hati.
"Heh malah ngelamun lagi, lo ya... sebelum kita kesel cepet kerjain!!" Kini suara Bela terdengar mulai meninggi.