Melalui Tamansiswa , Ki Hajar Dewantara berpikir untuk menerapkan konsep pendidikan yang humanis, universal, dan nasional untuk menghasilkan kebijakan yang liberal atau mandiri,Pertumbuhan Tamansiswa Keberadaan Tamansiswa terus mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan karena sifat kerakyatannya bahkan pada tahun 1922-1930,Taman Siswa telah berhasil menyelesaikan seluruh jenjang pendidikan mulai dari Taman Indria (PAUD), Taman Muda (SD), Taman Madya (SMP), Taman Madya (SMA) dan Taman Guru (Sarjana wiyata).
Konsep Pendidikan Tamansiswa Pada masa pengasingannya, Ki Hajar Dewantara mencoba membentuk konsep pendidikan dengan menggabungkan model pendidikan dari berbagai belahan dunia seperti Italia dan India,Dengan menerapkan konsep tersebut, Ki Hajar Dewantara akhirnya merumuskan istilah-istilah berikut yang masih ada dan digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
- INDISCHE PARTIJ
Pendiri Indische Partij atau Partai India adalah tokoh segitiga yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara,Ketiga tokoh ini mendirikan partai Indische Partij atau IP, karena menginginkan adanya bentuk kerja sama antara masyarakat India dan masyarakat adat Indonesia yang dikenal juga dengan masyarakat Bumiputera.
Ernest Douwes Dekker, pendiri asli Indische Partij, awalnya menghadapi diskriminasi dan menyaksikan kasus-kasus diskriminasi yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda terhadap orang Belanda atau Indo di India,Menyusul diskriminasi yang dialaminya, Douwes Dekker kemudian semakin aktif mengutarakan konsep nasionalisme yang diyakininya,Sebelum mendirikan Indische Partij, Douwes Dekker mendirikan sebuah organisasi tempat berkumpulnya para Indo, bernama Indische Bond pada tahun 1898.
Indische Bond Party didirikan oleh K Zaalberg, seorang Indo, juga seperti Douwes Dekker,Sadar bahwa anggota Indische Bond hanya mencakup orang Indonesia, Douwes Dekker pun berpendapat bahwa anggota Indische Bond Indo saja belum cukup kuat untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan Indische Bonds Hindia Belanda saat ini,Douwes Dekker mendirikan Indische Partij bersama dua temannya.
Tiga pendiri Indische Partij yang juga dikenal dengan trio ini antara lain Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker,Berbeda dengan organisasi,Indische Partij menerima orang-orang dari berbagai kelompok, apa pun yang terjadi,Informasi tambahan, pada masa penjajahan Belanda, penduduk Hindia Belanda terbagi menjadi beberapa kelompok masyarakat tertentu.
Tujuannya kemudian untuk memecah belah penduduk Hindia Belanda.
Salah satu solusinya adalah dengan melakukan pemisahan terhadap komunitas Indo, khususnya yang merupakan keturunan campuran pribumi Eropa.
Lalu ada juga kelompok ekspatriat Timur yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari negara-negara Asia lainnya,Belanda juga memisahkan kelompok masyarakat adat atau pribumi,Akibat terfragmentasinya kelompok sosial, Douwes Dekker melihat banyak keanehan dan diskriminasi antar kelompok.
Dengan demikian, berdirinya Indische Partij menjadi wadah bagi seluruh masyarakat dari berbagai golongan dan agama untuk bersatu dan mengekspresikan nasionalisme masing-masing dengan tujuan yang sama, yaitu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan melawan pemerintah kolonial.Dalam perjalanannya, Indische Partij aktif mengikuti tur keliling Hindia Belanda dengan tujuan menyebarkan ideologi nasionalis yang dikemukakan oleh anggota dan pendirinya untuk mengakhiri kolonialisme rakyat dan meraih dukungan rakyat saat itu,Melalui upaya tersebut, Indische Partij mengumpulkan lebih dari 7.000 anggota pada bulan Oktober 1912.