Mohon tunggu...
Sauli MangaraTua
Sauli MangaraTua Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCUBUANA

Sauli Mangara Tua Gultom - 41123010084, FAKULTAS TEKNIK SIPIL,PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   09:35 Diperbarui: 12 November 2023   09:35 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:www.jogjabelajar.jogjaprov.go.id

siapakah tokoh ki hadjar dewantara?

Ki Hadjar Dewantara atau biasanya disebut raden mas soewardi soerjaningrat adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang terkenal sehingga dijuluki sebagai bapak Pendidikan nasional dengan pemikiran-pemikirannya yang progresif dan inovatif, ki hadjar dewantara lahir pada tanggal 2mei 1889 dan wafat pada 26 april 1959. Ki hadjar dewantara pernah menjabat sebagai Menteri pengajaran Indonesia ke-1 dengan masa jabatan 2 september 1945-14 november 1945.Gaya kepemimpinan beliau mungkin dapat diadopsi sebagai inspirasi dalam upaya pencegahan korupsi. Namun, perlu diingat bahwa Ki Hadjar Dewantara adalah seorang pendidik, bukan seorang pemimpin politik atau anti-korupsi, jadi perlu beberapa adaptasi untuk menghubungkannya secara langsung dengan upaya pencegahan korupsi.

Oraganisasi apa yang didirikan kihadjar dewantara ?

  • TAMANSISWA

Tamansiswa adalah organisasi yang bergerak di sektor pendidikan di Indonesia,Organisasi ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogja,Jasanya di bidang pendidikan, membuatnya diberi gelar Bapak Pendidikan Indonesia.

Latar Belakang Berdirinya Tamansiswa Pendidikan di Indonesia pada masa itu sangatlah mahal karena tidak semua orang berkesempatan mendapatkan pendidikan yang layak.Pada masa itu, pendidikan hanya diberikan kepada orang-orang keturunan Belanda dan kaum bangsawan, sedangkan pribumi atau rakyat jelata tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan formal.

Menyaksikan kondisi seperti itu, Ki Hajar Dewantara merasa resah dan terus memikirkan bagaimana caranya agar pendidikan yang layak dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

Sebab menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan alat mobilisasi politik sekaligus sarana peningkatan kesejahteraan Masyarakat,Melalui pendidikan akan tercipta anak-anak negara yang akan memimpin masyarakat dan mendorong pemerataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia,Sejarah Tamansiswa Pendidikan Tamansiswa mula-mula didirikan ketika Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo diasingkan oleh Belanda,Pengasingan ini disebabkan ketiganya aktif memimpin gerakan menolak rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dan Prancis,Meski diasingkan, ketiganya masih aktif dalam forum dan kegiatan Indonesia di Belanda, bahkan Ki Hajar Dewantara mendapat penghargaan Europeesche Akte.

Hingga tahun 1918, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia dan aktif mengikuti perkumpulan pemuda, termasuk kelompok seminar "Selasa Kliwonan" yang diketuai oleh Pangeran Suryomentaram,Melalui perkumpulan ini, Ki Hajar Dewantara bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan anak.

Ki Hajar Dewantara berencana melakukan perubahan sistem pendidikan yang diterapkan oleh penjajah, khususnya sistem pendidikan "perintah dan hukuman di atas pendidikan pamong praja,Pendidikan kolonial didasarkan pada rasisme, termasuk pemahaman bahwa anak-anak pribumi menderita karena inferioritas mereka,Kondisi seperti ini perlu diubah, walaupun pemerintah Belanda menggunakan kata sopan "membudayakan" masyarakat pribumi, namun kenyataannya masih tidak manusiawi,Melihat kondisi tersebut, Ki Hajar Dewantara memerlukan suatu wadah yang dapat digunakan untuk membawa perubahan terhadap sistem pendidikan saat ini, diantaranya dengan dibentuknya "Onderwijs Tamansiswa Nasional" dan didirikan pertama kali di Jogja pada tanggal 3 Juli 1922.

sumber:Commons Wikimedia 
sumber:Commons Wikimedia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun