Mohon tunggu...
Ahmad Muarid
Ahmad Muarid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas dakwah, jurusan Ilmu Tasawuf. IAILM Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langit Tak Sama

15 November 2024   14:38 Diperbarui: 15 November 2024   14:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun mereka kini berbeda dalam pencapaian hidup, persahabatan mereka tetap utuh. Setiap sore, mereka duduk di bawah pohon besar tempat mereka biasa bermain dulu, menatap langit yang sama, sambil berbincang tentang hidup dan mimpi-mimpi baru.

"Gus, kamu tahu?" kata Rojali suatu sore. "Aku nggak peduli seberapa jauh kita melangkah. Yang penting, kita selalu punya tempat untuk kembali. Dan itu, buat aku, adalah persahabatan kita."

Agus tersenyum hangat. "Aku juga, Jal. Aku bersyukur kita masih bisa duduk di sini bersama, di bawah langit yang sama."

Dan bagi mereka, langit itu adalah saksi dari persahabatan yang tak pernah luntur, meski waktu dan nasib mencoba memisahkan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun