Meskipun mereka kini berbeda dalam pencapaian hidup, persahabatan mereka tetap utuh. Setiap sore, mereka duduk di bawah pohon besar tempat mereka biasa bermain dulu, menatap langit yang sama, sambil berbincang tentang hidup dan mimpi-mimpi baru.
"Gus, kamu tahu?" kata Rojali suatu sore. "Aku nggak peduli seberapa jauh kita melangkah. Yang penting, kita selalu punya tempat untuk kembali. Dan itu, buat aku, adalah persahabatan kita."
Agus tersenyum hangat. "Aku juga, Jal. Aku bersyukur kita masih bisa duduk di sini bersama, di bawah langit yang sama."
Dan bagi mereka, langit itu adalah saksi dari persahabatan yang tak pernah luntur, meski waktu dan nasib mencoba memisahkan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H