Mohon tunggu...
Uka Whardhana
Uka Whardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Seorang Insan pembelajar yang ingin berbagi rasa juga asa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengutuk: Kutukan Rakyat

7 Agustus 2020   09:43 Diperbarui: 7 Agustus 2020   10:29 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pasundanekspres.co

Sehingga untuk mengobati rasa sakitnya rakyat mengutuk setiap para pemimpin-pemimpin yang dzhalim terhadap negeri. Setelah selesai sembahyang rakyat mengangkat tangan berdoa meminta kepada yang kuasa untuk segera membasmi pemimpin-pemimpin yang rakus, tamak dan ingkar. Tidak ada pilihan lain selain mengutuk pemimpin yang merugikan negeri dan rakyat, demi keselamatan bersama.

Inilah kutukan rakyat yaitu doa-doa orang teraniaya yang tidak pernah sekalipun tidak dikobulkan oleh-Nya. Buktinya kini setiap kasus korupsi satu per satu terungkap, pemimpin yang mereka pilih di bawa ke meja hijau, kemudian mendekam di jeruji besi selama waktu yang ditentukan. Itulah kutukan rakyat. Pada akhirnya kutukan rakyat akan selalu ada sampai kapanpun untuk menghukum pemimpin dzhalim. Kutukan rakyat yaitu doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun