Saprol menemukan apa yang dicarinya. Dan itu semakin meyakinkan kepercayaannya bahwa generasi saat ini sudah bisa belajar dari apapun secara otodidak. Dengan menonton secara langsung di Youtube maupun media sosial lain, tentunya.
"Kita harus berpikir terbuka dan menerima kenyataan. Apa yang dikhawatirkan para orangtua-orangtua itu sekarang tak terbendung. Sekedar melarang anak-anak untuk mengakses suatu konten pun bukan tindakan yang bijak. Karena sekarang permasalahannya adalah mengajarkan mana yang baik, yang pantas, dan mana yang tidak.Â
Ajaran yang seperti itulah yang merupakan didikan paling dasar. Bukan dengan larangan semata. Bahkan mungkin kita tak akan menyangka kalau anak-anak sekarang sudah melihat sesuatu yang lebih erotis, sesuatu yang seksi, dimana itu kita anggap tak pantas."
Saprol tertawa lagi.
"Ada yang lebih mengerikan di negeri ini. Aneh, kok bisa-bisanya ada orang yang sibuk memboikot hal asing di luar sana? Apa kita di sini sudah sedemikian beres? Bagaimana dengan sesuatu yang membawa-bawa agama secara fragmatis?
Sekarang yang seperti itu bukan dalam satu kasus saja. Bisa dalam berbagai hal, berbagai konteks. Apalagi sebuah rekayasa, sebuah hoax, yang itu dikaitkan dengan agama. Apa pantas semua itu? Apa itu baik untuk konsumsi kita, siapapun itu?"
Saprol mulai memutar sebuah lagu berikut. Baginya ini merupakan sebuah musik yang sangat mengagumkan. Sebuah musik terbaik di tahun 2018 ini, demikian Saprol menilai.
Kemudian dia melihat video berikut dengan seksama.
Jangan heran kenapa Saprol mendownload video-video BlackPink di smartphone-nya. Entah sejak kapan itu dilakukannya. Dan, lagi-lagi, tak ada yang tak tahu selain malaikat penjaganya dan Tuhan.
"BlackPink! Aye aye!!! Trutut tut tut tut tut!" teriak Saprol bergembira ria sedunia akhirat, menikmati tarian-tarian cewek-cewek cantik bernama Jennie, Jisoo, Rose, dan Lisa.
"Betapa mengagumkannya makhluk-makhluk Tuhan iniiii!!!!!" teriak Saprol terdengar sedunia akhirat, di mana tentu malaikat dan Tuhan pun tahu.Â