"Kayak gak ada yang lain aja, kok pake bilang aku kecelakaan segala."
"Lha, ya pokoknya gitulah," kata Saprol woles.
"Ya tapi kan kalo janji itu gak ditetapi, pihak yang dijanjiin tetap aja kecewa," lalu Blengos menegak kopinya yang hampir dingin.
"Ngos... Ngos... Soal politik, kita kan gak bisa menilai cuma dari situ," Saprol mulai serius.
"Gini lho, Ngos. Maksudku, kita ya jangan menilainya secara parsial. Jangan cuma di depan atau di awalnya tok.
Kalo memang harus menilai, ya kita nilai secara utuh.
Okelah kalau mereka tak tepati janji. Tapi bagaimana kerja mereka selama ini atau nanti? Bisa aja kan di luar janji itu mereka membuat suatu pencapaian yang baik. Tapi bisa juga sebaliknya. Gitu lho maksudku," Saprol mengakhiri.
"Tapi kan kita pinginnya yang baik-baik, Prol..."
"Ya memang. Masalahnya, kau itu terlalu berekspektasi, Ngos."
"Woooh... Ya nggak gitu, Prol. Lha, aku kan juga gak kenal calon-calonnya. Kalo untuk presiden sih tau-tau dikitlah..."
"Maksudku, kau itu terlalu berekspektasi terhadap mereka. Ya kita memang berharap kerja mereka baik. Tapi kita juga harus melihat faktanya nanti.