Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Permintaan di Pagi Itu

28 Desember 2015   07:12 Diperbarui: 28 Desember 2015   08:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang pagi dan sederhana dengan secangkir kopi dan teh panas mengisi kekosongan di saat tak tahu harus berbuat apa hari ini. Kekosongan itu kemudian terisi dengan kedatangan seseorang yang tak terlalu sudah cukup berumur dan menyapaku.

"Selamat pagi, Mas."

"Ya, pagi, Pak. Ada apa ya? Bisa saya bantu?"

"Ya, saya dari Agen Popularitas mencari orang-orang yang berkompeten untuk dijadikan terkenal. Dan saya menawarkan kepada Mas untuk bergabung bersama kami dan memulai karier."

"Ah, maaf Pak. Saya terlalu cinta dengan kesederhanaan saya. Bapak bisa lihat sendiri bagaimana tempat saya tinggal ini dengan segala keserbacukupannya. Jika saya ingin menjadi terkenal tentu saya sudah berusaha dari dulu. Namun, memang tidak ada kemauan dari diri saya dan beginilah keadaan saya yang saya syukuri."

"Tapi tentu juga Mas ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Dan semua orang pasti menginginkan hal itu. Tawaran ini tentu akan membuka jalan hidup Mas ke arah yang lebih baik. Saya kira Mas tak akan menolak tawaran kami, bukan?"

"Ya, saya memang bisa saja menerima tawaran itu dengan berbagai alasan, atau bahkan tanpa harus memikirkannya seperti orang lain yang menginginkan menjadi terkenal. Tapi saya tetaplah saya, yang tak menginginkan popularitas kampret seperti mereka. Sudah banyak orang terkenal, dan saya tak berminat untuk memperparah keadaan.

Ya, parah. Dan seperti itulah keadaannya. Tapi tidak mungkin keparahan itu dihentikan. Namun tinggal hanya menunggu pergantian kuantitas menjadi kualitas. Ya, Anda tentu tahu sendiri. Saya tak akan memperparah keadaan. Saya tetap ingin begini."

"Lalu bagaimana jika Andalah yang akan memulai transformasi itu? Bagaimana jika seandainya orang lain akan mengikuti Anda dan mulai berani menunjukkan wujudnya di saat kuantitas berlebihan saat ini?"

"Jika itu saya? Jika itu memang saya kehendaki. Jelas, bahwa saya tak ingin sok pahlawan dengan mengubah keadaan. Jika saya memang harus melakukannya, tentu tanpa saya kehendaki pun saya akan tetap mengubah keadaan itu. Tapi biarlah orang lain saja yang mengubahnya. Keadaan pasti berubah walaupun bukan saya yang mengubahnya. Saya kira Anda paham itu.

Oh ya. Ngomong-ngomong kenapa Anda bisa mendatangi saya ke sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun