Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bincang Bareng Emiten Pasar Saham: Mengenal Lebih Dekat PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP)

11 Februari 2021   12:36 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:40 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan menutup jawabannya dengan menyatakan bahwa terkait dengan kondisi pandemi saat ini, perusahaan akan lebih selektif dalam melakukan belanja modal. Kendati tidak terdapat kekhawatiran mengenai penurunan permintaan sewa kapal karena adanya kontrak jangka panjang, perusahaan tidak dapat serta-merta melakukan belanja modal sebesar tahun-tahun sebelumnya.

Melihat dari data-data ini, SHIP dapat dikatakan sebagai perusahaan yang agak hati-hati dalam melakukan ekspansi bisnis. Kendati terdapat optimisme mengenai nihilnya gangguan pandemi terhadap bisnis perusahaan, SHIP tidak serta-merta mengambil kebijakan agresif seperti perusahaan lain yang bahkan beberapa berani melakukan right issue saham baru guna memperbesar belanja modalnya.

Secara historis, SHIP memang terbukti mampu menyeimbangkan porsi utang sehingga kendati pertumbuhan pendapatannya lambat pada beberapa tahun, posisi ekuitas dan aset mampu secara konsisten merangkak naik.

Pada tahun 2016 misalnya, SHIP memiliki aset sebesar Rp. 1.3 triliun dengan Rp. 620 miliar di antaranya berbentuk ekuitas. Pada tahun 2020, asetnya telah tumbuh nyaris tiga kali lipat menjadi Rp. 3.6 triliun dengan ekuitas tumbuh tiga kali lipat pula menjadi Rp. 1.9 triliun.

Melihat betapa mudanya SHIP di industri perkapalan ini (baru memiliki kapal pertama di tahun 2008), masih terdapat kemungkinan pertumbuhan di masa depan seiring dengan tumbuhnya target lifting migas. Hal ini tentu berdampak baik bagi pendapatan dan laba bersih perusahaan yang telah meningkat dari sebelumnya di tahun 2016 masing-masing sebesar Rp. 152 miliar dan Rp. 54 miliar menjadi masing-masing sebesar Rp. 585 miliar dan Rp. 120 miliar pada Kuartal 3 2020.

Hal ini juga akan menjadi kabar baik bagi para pencari saham berdividen sebab SHIP selama dua tahun terakhir mulai rutin membagikan dividen. Yang harus dimaklumi dalam waktu dekat mungkin adalah yield-nya yang hanya sebesar 2% karena sebagian besar pemasukan dialokasikan perusahaan untuk reinvestasi.

Selama SHIP mampu menjaga Net Profit Margin sebesar 20%, besar kemungkinan SHIP akan mampu melalui krisis akibat pandemi COVID-19 secara mulus dengan potensi pertumbuhan yang masih terbuka lebar. Terlebih, kendati SHIP mengurangi belanja sepanjang 2020, perusahaan ini masih mampu membeli kapal dari perusahaan lain.

Hal ini tentunya akan memperkuat bisnis SHIP sembari di saat bersamaan mengurangi kemampuan perusahaan penjual kapal untuk bersaing dengan SHIP begitu situasi ekonomi membaik.

Kendati demikian, catatan penting perlu ditekankan terkait dengan porsi utang SHIP yang besar, utamanya menyangkut pinjaman bank jangka panjang. Apabila tidak dimitigasi dengan baik, bukan tidak mungkin utang ini akan menjadi blunder bagi perusahaan ke depannya.

Ini bukan hanya dikarenakan besarnya beban bunga yang penulis singgung di awal, melainkan juga karena sebagian utang ini dijaminkan menggunakan aset seperti kapal dan piutang usaha. Artinya, jika timbul gagal bayar, efeknya bukan hanya terasa pada balance sheet, melainkan juga income statement. Potensi efek domino ini perlu selalu dipantau oleh investor yang meminati saham SHIP.

Akhir kata, penulis tidak akan meninggalkan rekomendasi apapun sebagai penutup tulisan ini. Penulis tidak ingin terjebak menjadi analis lain yang suka meninggalkan rekomendasi buy, sell, atau hold dengan target price sekian-sekian. Selain karena faktor pemahaman dan selera setiap orang yang berbeda-beda, penulis merasa apa yang disampaikan di sini belum cukup konklusif untuk dikerucutkan menjadi suatu rekomendasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun