Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bincang Bareng Emiten Pasar Saham: Mengenal Lebih Dekat PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP)

11 Februari 2021   12:36 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:40 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu sebabnya, berinvestasi saham di Indonesia sulit dilepaskan dari diskusi tunggal mengenai apakah harga suatu saham sedang murah atau mahal. Riset yang sangat dangkal dan hanya berkutat mengenai harga tentunya konyol, sebab jika orang-orang yang sama ini hendak membeli gadget atau kendaraan, mereka rela melakukan riset yang lebih serius dan mendalam.

Lantas, mengapa dengan instrumen investasi keuletan yang sama tidak dapat diterapkan? Mengapa beberapa investor hanya bergantung sepenuhnya pada rekomendasi harian para analis? Jawaban sederhananya mungkin dapat direduksi menjadi dua hal, yakni perasaan inferior dan kemalasan.

Seorang investor mungkin merasa kurang pandai sehingga menyerahkan sepenuhnya analisis dan rekomendasi kepada pihak lain. Ia bisa juga merasa malas karena harus berurusan dengan angka dan data kualitatif, sesuatu yang mungkin ia benci sejak zaman sekolah.

Mempelajari instrumen investasi seperti saham tidak sebatas hanya melihat pergerakan harganya. Anda juga dituntut untuk memahami bisnis yang digeluti emiten yang bersangkutan, industrinya, dan kondisi ekonomi kontemporer. Apabila aspek pergerakan harga lebih banyak Anda pelajari melalui analisis teknikal seperti dengan melihat candle stick atau moving average, aspek-aspek lainnya perlu Anda gali melalui analisis fundamental.

Berinvestasi saham mengasumsikan lembaran saham yang Anda miliki tidak sebatas tiket lotre, melainkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Anda tidak sebatas mengharapkan apresiasi harga saham, melainkan juga pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut.

Anda terlebih dahulu wajib mengetahui perusahaannya, bagaimana ia berbisnis, dan apa saja plus-minus yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam membuat keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan ini. Indikator seperti Price to Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), dan sebagainya hanya akan berarti ketika Anda telah memiliki pemahaman kualitatif atas emiten yang bersangkutan.

Tanpa pemahaman ini, indikator fundamental sekalipun hanya akan menjelma menjadi indikator teknikal yang membuat keputusan investasi Anda semata-mata hanya bergantung pada ke arah harga saham bergerak esok hari, sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan secara benar dan konsisten.

Ada berbagai cara untuk melakukan analisis fundamental. Anda dapat mulai dengan membaca laporan keuangan perusahaan terkait, melihat data ekonomi, melakukan riset pasar, dan sebagainya. Salah satu yang sebenarnya cukup ampuh dalam membangun pemahaman komprehensif dan mendalam namun kurang populer saat ini adalah metode scuttlebutt yang diprakarsai oleh Philip Fisher.

Metode ini mengharuskan seorang investor untuk tidak hanya membaca laporan keuangan dan menyimak berita, namun juga aktif mendatangi dan bertanya langsung kepada perusahaan yang diminatinya dan berbagai pihak lain seperti misalnya konsumen. Hal ini didasari fakta bahwa tidak semua hal penting telah diungkap dalam laporan keuangan sekalipun. Pihak perusahaan mungkin memiliki data lain yang dapat melengkapi pemahaman sang investor dan oleh karenanya ia perlu bertanya langsung ke sana.

Sebagai pelaku pasar yang tergolong baru dalam hal menerapkan metode scuttlebutt, penulis tertarik untuk membagikan setiap hasil penelusuran menggunakan metode ini melalui kanal-kanal seperti Kompasiana atau YouTube dengan tajuk “Bincang Bareng Emiten”, di mana penulis membagikan hasil wawancara penulis dengan berbagai emiten berikut informasi lainnya yang dirasa penting dari sumber tertulis seperti misalnya laporan keuangan.

Pembaca mungkin bertanya-tanya, mengapa hasil analisis semacam ini penulis bagikan secara gratis alih-alih dijual kepada institusi atau investor besar yang mungkin tertarik dan berani membayar mahal. Jawaban sederhananya, apa yang penulis coba lakukan melalui tajuk “Bincang Bareng Emiten” ini hanyalah sebuah community service untuk membantu menyeimbangkan arus informasi dan pemahaman di tengah masyarakat, khususnya komunitas investor saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun