Angka-angka seperti keuntungan bersih dapat dengan mudah dimanipulasi karena belum tentu jumlah yang tertera betul-betul dihasilkan pada periode tersebut (lagi-lagi, tulisan ini tidak dapat menjelaskan secara detail hal ini karena keterbatasannya).Â
Selain itu, uang untuk dividen dapat saja diperoleh dari kegiatan selain operasional perusahaan seperti misalnya dari utang bank atau penerbitan obligasi (pelajaran penting untuk investor: Anda tidak pernah tahu uang untuk dividen yang Anda terima berasal dari mana).Â
Nyatanya, investor justru perlu curiga jika payout ratio dividen terlalu besar. Ini bisa saja berarti bahwa perusahaan tidak tahu harus diapakan uang yang mereka punya.
Poin kedua mengenai kepedulian terhadap investor pun belum tentu 100% tepat. Seperti yang telah dipaparkan, ada cara lain bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmennya terhadap investor, salah satunya melalui reinvestasi ketimbang membagikan dividen.Â
Cara lain yang tersedia adalah dengan cara melakukan buyback. Melalui buyback, perusahaan secara tidak langsung meningkatkan nilai investasi karena jumlah saham yang beredar menjadi berkurang, menyebabkan nilai buku dan keuntungan per lembar saham meningkat dan berpotensi mengerek harga saham. Intinya, dividen bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan kepedulian terhadap investor!
Akhirnya, pilihan kembali ke tangan Anda masing-masing sebagai investor. Apakah sikap Anda terhadap dividen berubah setelah membaca tulisan ini?
Referensi:
Mayer, C. (2015). 100 Baggers: Stock that Return 100-to-1 and How to Find Them. Maryland: Laissez Faire Books.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H