Mohon tunggu...
Satrio YogaPratama
Satrio YogaPratama Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Mercubuana

42321010086 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K09_Epithumia, Thumos, dan Logistikon Platon untuk Terhindar dari Kejahatan atau Korupsi

28 Oktober 2022   21:05 Diperbarui: 28 Oktober 2022   21:20 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul 9 Pendidikan anti korupsi dan etik UMB. Dokpri 

Dikala fauna binal yang tidak sempat puas itu tertidur, logistikon hendak mengirimkan perintah serta nasehatnya melalui mimpi. Bagi Plato, Logistikon ataupun Logika ialah aspek yang sangat berarti. Logika ditafsirkan selaku sais kereta kuda yang lihai serta sanggup buat mengendalikan ephithumia( kuda gelap) serta thumos( kuda putih) supaya dapat berjalan bersama menggapai tujuan.

Sebab sifatnya penuh dengan kebijakan serta ide budi, logistikon terletak pada bagian sangat atas dari anatomi badan manusia ialah kepala.

Memakai logika ialah perihal yang sangat utama buat menemukan hidup yang senang. Plato berkomentar kalau manusia yang hidup sebab( cuma) didorong oleh ephithumia ataupun thumos hendak merugikan peradaban. Peradaban cuma dibentuk oleh manusia dengan logika yang baik sehingga sanggup mengendalikan hasrat- hasrat irasional.

Dengan penjelasan ketiga lapisan ini, pada dasarnya manusia terletak dalam' konflik' antara ketiga bagian ini. Dari ketiga penjelasan lapisan ini, dapatlah disimpulkan secara simpel kalau ephitumia merupakan hasrat manusia yang dikontrol oleh nafsu serta kemauan daging.

  • Thumos merupakan hasrat yang terencana pada pencapaian hendak harga diri serta rasa hormat, pula lebih cenderung menjajaki pertimbangan' logistikon', tetapi tetaplah perihal itu merupakan hasrat yang terencana cuma buat suatu harga diri- rasa hormat.
  • Sedangkan logistikon merupakan hasrat yang mengatur kedua hasrat lebih dahulu. Hingga yang sempurna bagi Plato merupakan manusia yang jiwanya tertata baik, terkoordinasi buat melayani rasio/ ide budi.

Dengan demikian, pemurnian benak ialah ketentuan supaya orang dapat memusatkan dirinya kepada kebaikan. Terpaut perihal itu, apa implikasi positifnya? Sekurang- kurangnya bisa disebutkan implikasinya semacam demikian: Dalam diri manusia memanglah terdapa banyak hasrat. Bakan hasrat yang terindikasi negatif juga tidak terhindarkan ataupun telah dihindari.

Perihal itu memanglah terdapat dalam tiap orang. Dengan kenyataan ini pula, hemat penulis, yang terutama merupakan" mendidik diri" buat sanggup mengatur ketiga hasrat yang terdapat, tanpa mengabaikan satu sama lain. Seseorang manusia wajib unggul bukan cuma intelektualnya( logistikon/ rasio), melainkan manusia yang sanggup menempatkan serta mengatur ephitumia serta thumos, pada tempat yang pas serta pada dikala yang pas.

Praktisnya, pengendalian diri sangat berarti, bukan cuma di dikala terdapat' waktu spesial' buat melakukannya, namun selama kehidupan manusia. Tidak hanya itu, tiap orang wajib sanggup" menyadari diri" serta menyadari potensi- potensi yang terdapat dalam diri, dalam rangka memahami diri sebagaimana terdapatnya.

Selaku pemimpin, tokoh politik, wujud yang ditokohkan serta jadi panutan dalam warga, telah sepatutnya' berpijak dari mari serta bertolak lebih ke dalam', ke dalam nilai- nilai serta gagasan filosofis lapisan jiwa manusia bagi Plato ini. 

Tiap tokoh warga memanglah wajib sanggup mengatur diri, menyadari diri serta potensi- potensinya, dan mengendalikan seluruh pola pikir, rasa serta tindaknya, supaya sanggup melaksanakan tiap tugasnya, dengan baik.

Penafsiran ini ialah upaya penggabungan antara bermacam definisi yang berbeda menimpa hakekat politik yang diketahui dalam ilmu politik. Teori Politik Plato Filsafat politik yang dijabarkan oleh Plato selaku gambaran teori politik. Dalam teori ini ialah filsafat politik tentang keberadaan manusia di dunia terdiri dari 3 bagian ialah, Benak ataupun ide, Semangat/ keberanian serta Nafsu/ kemauan berkuasa.

Plato mempunyai idealisme yang secara operasional meliputi: Penafsiran budi yang hendak memastikan tujuan serta nilai dari pada penghidupan etik, Penafsiran matematik, Etika hidup manusia ialah hidup bahagia serta senang serta bertabiat intelektual serta rasional, Teori tentang negeri sempurna, Teori tentang asal mula negeri, tujuan negeri, guna negeri serta wujud negeri, Penggolongan dari kelas dalam negeri, Teori tentang keadilan dalam negeri serta Tori kekuasaan Plato.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun