Mohon tunggu...
Satrio YogaPratama
Satrio YogaPratama Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Mercubuana

42321010086 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K09_Epithumia, Thumos, dan Logistikon Platon untuk Terhindar dari Kejahatan atau Korupsi

28 Oktober 2022   21:05 Diperbarui: 28 Oktober 2022   21:20 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul 9 Pendidikan anti korupsi dan etik UMB. Dokpri 

Epithumia' bagi Plato merupakan sumber dari seluruh nafsu- nafsu hendak makan, minum, seks, serta kekayaan. Dengan epithumia ini, keberlangsungan hidup manusia dipastikan, berkat hasrat makan serta minum, serta secara spesies, manusia terus berlangsung berkat re- genarisi( berketurunan). 

Santapan minuman serta seks( ataupun gampangnya duit), yang dicari terus menerus tanpa henti, senantiasa menaik tanpa batasan serta tidak memahami titik puas, pada tingkatan tertentu hendak membuat orang manusia sendiri sirna sendiri. Plato mengatakan kalau watak epithumia itu irasional, tidak tunduk pada ide budi sehingga secara fisiologis epithumia terletak pada bagian perut ke dasar jauh dari kepala.

Epithumia merupakan hasrat tidak terbatas dalam bermacam perihal yang berkaitan dengan survival biologis. Dalam jiwa manusia, guna Epithumia membuat manusia terserak. Karakteristik lain dari Epithumia merupakan sifatnya yang mengedepankan hasrat partikular serta individual. 

Demi santapan, seserorang merelatifkan seluruh apa yang lain, tercantum komunitasnya. Epithumia dikira Platon irasional serta mortal! Nafsu yang di dominasi oleh prinsip bahagia serta tidak bahagia ini cenderung tidak tunduk pada rasio, serta senantiasa mau penuhi kenikmatan yang dia cari dengan bahaya kalau dia malah mengganggu integritas totalitas manusia. 

Epithumia cuma mencari santapan serta minuman dan seks, serta dia diibaratkan semacam hewan liar.

perihal yang bertabiat badan ini ditemani oleh perihal yang bertabiat rasa nikmat. Kedua, Platon menarangkan terdapatnya tipe kenikmatan lain yang tidak bergantung kepada perubahan- perubahan fisiologis, ialah rasa nikmat serta rasa sakit yang berkenaan dengan jiwa.

Dengan demikian kenikmatan sesungguhnya lebih berkaitan dengan evaluasi jiwa manusia dari pada fenomena raga. Nafsu- nafsu semacam seks, makan, minum, serta duit ialah bagian dari epithumia. 

Bagi Plato nafsu- nafsu ini bermanfaat untuk keberlangsungan hidup manusia tetapi manusia jadi tidak sehat bila cuma mengejar pemenuhan atas nafsu- nafsu tersebut tanpa memahami rasa puas. Perilaku semacam ini cuma hendak menghancurkan manusia itu sendiri.

THUMOS

Bila secara fisiologi ephithumia terletak pada bagian perut ke dasar hingga thumos terletak di antara leher serta dada. Thumos sangat berbeda dengan ephithumia. Thumos' merupakan bagian jiwa irrasional, tempat bercokolnya hasrat hendak rasa hormat, harga diri, dst. Faktor thumos ini merujuk pada seluruh wujud afektivitas, rasa, semangat, serta agresivitas. 

Thumos merupakan tempat keberanian timbul, serta memicu jiwa manusia dikala memandang suatu yang mengecewakan, sehingga muncullah perilaku memberontak/ melawan suatu yang mengecewakan itu. Pada dikala yang sama, seorang pada kesimpulannya tidak menyerah begitu saja terhadap kondisi yang mengecewakan ataupun kondisi yang melanda dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun