Mohon tunggu...
Satria Rifma P
Satria Rifma P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konten akan berkaitan seputar kajian isu hubungan internsional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebangkitan The Sick Man of Europe

29 Juni 2023   07:34 Diperbarui: 2 Juli 2023   10:06 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengantar

Pecahnya konflik Ukraina dan Rusia pada tahun 2022, dapat dikatakan sebagai konflik paling berbahaya dalam satu dekade terakhir. Konflik ini tidak hanya melibatkan konfrontasi militer bersenjata, namun juga penuh dengan unsur kepentingan dan implikasi sejarah di dalamnya. Ketegangan antar kedua negara bersaudara yang sejatinya telah berlangsung sejak terpecahnya Uni Soviet. Konflik ini kembali memanas pada tahun 2014 dengan munculnya revolusi Ukraina yang menentang supremasi Rusia. Revolusi yang terjadi berhasil melengserkan mantan Presiden Ukraina pro-Rusia Yanukovych. Situasi ini menjadi awal terungkapnya keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Keikutsertaan Ukraina dalam keanggotaan NATO membuka jalan untuk NATO melakukan ekspansi infrastrukturnya mendekati perbatasan Rusia. Rencana yang kemudian ditantang keras oleh Moskow, karena dianggap menimbulkan perasaan tidak aman dan kemungkinan adanya ancaman invasi yang dilakukan oleh negara barat dikemudian hari. Sejalan dengan teori ekspansionalisme Rusia yang berusaha menciptakan zona penyangga yang jauh untuk melindungi wilayahnya yang luas. Ekspansionisme wilayah dipandang sebagai upaya penting untuk survival dan keamanan Negara Rusia.  Militer Rusia diharapkan dapat menghadapi musuh menjauh dari jantung Rusia dan mempersiapkan serangan pertananan atau serangan balasan dengan adanya zona penyangga yang jauh (halaman 18). Melihat situasi konflik yang terjadi, rasanya membawa kita melihat pengulangan sejarah besar. Kontestansi antara Amerika beserta sekutunya NATO dan Blok Timur dengan Uni soviet.

Sanksi yang diberikan Barat terhadap Rusia memperkeruh konflik yang terjadi. Negara Barat yang terkejut dengan tidak gentarnya Rusia menghadapi sanksi yang diberikan, memperjelas bagaimana kekhawatiran Barat akan negara nakal yang mencoba menantang hegemoni Barat di komunitas internasional. Bagaimanapun, Rusia merupakan sebuah negara yang digadang-gadang mewarisi tahta sebagai the Great Power seperti yang pernah Uni Soviet lakukan. Sebuah kekuatan besar yang telah lama merepotkan Barat mewujudkan ambisinya menjadi kontrol utama dunia.

Tentang Buku

Buku berjudul Kebangkitan Kembali Great Power: Politik Luar Negeri Rusia Era Presiden Vladimir Putin merupakan karya dari tiga penulis yaitu Ali Muhammad, Mutia Hariati Hussin dan Ahmad Sahide. Buku ini membahas bagaimana upaya Rusia mengembalikan statusnya sebagai salah satu kekuatan terbesar di dunia, di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin. Buku setebal 213 halaman ini terdiri dari IX bab, yang tersusun tentang analisis yang mendalam mengenai implikasi sejarah, keadaan politik, kondisi ekonomi, dan posisi Rusia di beberapa panggung kekuatan besar dunia dalam memproyeksikan arah politik luar negeri (polugri) untuk kembali menjadi negara superpower.  

Kekuatan yang Terpendam

Konteks sejarah menjadi faktor pendorong bagaimana Rusia memulai misinya kembali menjadi kekuatan besar di dunia. Sejarah telah mencatat bagaimana dinamika perkembangan peradapan memiliki sebuah pola yang memungkinkan terjadinya pengulangan peristiwa, begitupun dengan Rusia yang merupakan negara pecahan Uni Soviet tentunya memiliki sejarah yang megah. Pada bab II dalam buku ini menjelaskan bagaimana kontinuitas sejarah yang dimiliki Rusia pada era pre maupun pasca Uni Soviet berimplikasi terhadap arah polugri Rusia. Pengaruh kuat sejarah, telah menjadi narasi propaganda Kremlin untuk mendapat dukungan penuh dalam kancah politik domestik. Sebagai contoh, runtuhnya Uni Soviet telah menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. (Aditya, 2020) Kekhawatiran akan terulangnya keruntuhan menyakitkan seperti yang terjadi pada era Tsar dan era Komunis, dipergunakan Presiden Vladimir Putin untuk mendapatkan legitimasi politik dalam ambisinya menjadi penyambung mimpi Rusia meraih kembali pengakuan dunia sebagai negara superpower. 

 

Strategi Politik Dalam Negeri Vladimir Putin

Pada bab III dijelaskan bahwa, mimpi Rusia untuk menjadi negara superpower telah membawa perubahan tata kelola pemerintahan pada era Vladimir Putin. Perubahan yang paling menonjol dalam politik domestik Rusia selama dekade terakhir adalah keberhasilan Presiden Vladimir Putin dalam memusatkan kekuasaan di tangan lembaga kepresidenan (halaman 34). Sistem penunjukan yang dilakukan Putin untuk mengisi posisi strategis di pemerintahannya dilakukan sebagai upaya memusatkan kekuasaan. Metode ini membuat individu yang ditunjuk Putin atas dasar kesetiaannya bukan kualifikasi yang dia miliki. Kuatnya lembaga eksekutif dan tereduksinya peran parlemen dan parpol menjadi bagian penting dari ideologi demokrasi yang diusung Kremlin. Ide ini kemudian menciptakan lingkungan politik domestik Rusia yang mampu dikontrol oleh negara. Sektor-sektor strategis kemudian dikuasai dan berada di bawah pengaruh Kremlin secara langsung. Kontrol ketat yang diberlakukan nyatanya juga berdampak kepada kebebasan warga negaranya. Walaupun begitu, perlu dicatat bahwa, politik Rusia dewasa ini jauh lebih baik daripada politik totaliter di era Uni Soviet. Masyarakat melihat adanya keseimbangan antara pemerintah yang kompeten dan beberapa pembatasan (halaman 41). Kestabilan politik domestik dan situasi dalam negeri Rusia juga telah mendorong percepatan kebangkitan ekonomi nasional.

Kebangkitan Ekonomi Rusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun