Mohon tunggu...
Satria Bayu Setyoaji
Satria Bayu Setyoaji Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis adalah hobi yang dapat menyampaikan isi perasaan dan pikiran saya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peluang Memadukan Pemasaran Tradisional dan E-Commerce Komoditas Pertanian pada Masa New-Normal Covid-19

25 Juni 2020   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kasus positif Covid-19 ini banyak terjadi salah satunya pada pasar-pasar tradisional penjualan komoditas pertanian karena pada pasar tradisional komoditas pertanian masih banyak yang tidak menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, artinya pedagang maupun pembeli tidak menjalankan aturan yang telah pemerintah buat.

 Virus Covid-19 memang sangat mengganggu dan selalu menjadi ancaman pada perdagangan tradisional komoditas pertanian di Indonesia. Namun, munculnya Covid-19 ini justru menjadi kesempatan bagi pihak lain untuk mendapatkan keutungan. 

Pihak lain ini adalah pihak penjual komoditas pertanian secara e-commerce. E-commerce komoditas pertanian terdiri dari Petani dan Rego Pantes buatan 8villages, TaniHub buatan tim TaniHub, LimaKilo dan Pantau Harga buatan Code4Nation, dan lain-lain yang sejenisnya. 

Bahkan revenue yang didapatkan salah satu e-commerce komoditas pertanian yakni TaniHub bisa mencapai tiga kali lipat pada masa pandemi Covid-19 ini. 

Hal ini akhirnya diikuti oleh e-commerce umum seperti Shopee, BliBli, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dll untuk menjual produk pertanian terutama beras dengan tingkat penjualan tinggi dan diskon besar. 

Penjualan secara e-commerce lebih menarik minat konsumen daripada pembelian di pasar tradisional yang jauh lebih beresiko virus Covid-19. Jaminan produk yang higienis oleh e-commerce juga telah menjadi nilai tambah bagi konsumen untuk keputusan pembelian.

Masa sulit new normal Covid-19 saat ini perlu adanya solusi terutama untuk pasar tradisional komoditas pertanian. Ancaman virus Covid-19 pada pasar tradisional yang besar masih memiliki berbagai peluang. 

Salah satu peluang yang saya tawarkan disini adalah memadukan pemasaran tradisional dan e-commerce komoditas pertanian pada masa new normal Covid-19. 

Memang secara nyata rantai pasokan komoditas pertanian pada pasar tradisional jauh lebih panjang daripada e-commerce produk pertanian. E-commerce produk pertanian sebagian besar mendapatkan produk langsung dari petani. E-commerce produk pertanian seperti Petani dan Rego Pantes buatan 8villages, TaniHub buatan tim TaniHub, LimaKilo dan Pantau Harga buatan Code4Nation, dan lain-lain yang sejenisnya sebenarnya mulai merangkul banyak petani sebagai mitra. Pedagang pengumpul, pedagang grosir, dan pedagang pengecer di Pasar Tradisional tidak dapat menggunakan e-commerce produk pertanian diatas. 

Oleh karena itu pedagang pada Pasar Tradisional dapat ditampung penjualannya pada e-commerce umum seperti Shopee, BliBli, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dll.  

Penggunaan e-commerce memang lebih banyak digunakan oleh orang kota daripada desa, hal ini menjadi hambatan jika memang ingin diterapkan pada pedesaan seluruh Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun