Salah satu keunikan Aruna & Lidahnya adalah karakter Aruna yang menggunakan konsep 4th Wall Breaking, yakni kemampuan karakter utama berinteraksi dengan penontonnya. Seakan-akan Aruna sedang melibatkan penonton dalam filmnya. Konsep ini jarang sekali dipakai dalam film-film Indonesia, dan menjadi ciri khas dalam film ini.
Dian Sastrowardoyo yang berperan sebagai Aruna mampu tampil dengan natural. Melihat Dian memainkan karakter Aruna seperti melihat Dian Sastro sedang berperan menjadi dirinya sendiri. Ia mampu menjiwai karakternya dengan sangat baik dan natural, dan mampu mengucapkan dialog-dialog dalam film dengan apik.
Nicholas Saputra sebagai Bono, Hannah Al Rashid sebagai Nad, dan Oka Antara sebagai Farish, mampu menghadirkan kompleksitas karakternya dengan sangat baik. Chemistry persahabatan mereka terasa nyata, membuat saya sebagai penonton seakan sedang mendengar perbincangan teman dekat di meja makan.
Itulah review saya mengenai film Aruna & Lidahnya, apakah kamu tertarik untuk menontonnya?
Overall, Aruna & Lidahnya sukses menjadi film bertema kuliner yang memanjakan penontonnya dengan suguhan beragam makanan khas Indonesia. Ceritanya yang sederhana cukup mampu disampaikan dengan apik, walau eksplorasi mengenai isu lembaga kesehatan kurang digali secara dalam.
Konflik persahabatan dan percintaan umur 30-an berhasil menambah rasa dalam film ini. Chemistry keempat pemainnya dijalin dengan solid, dan konsep 4th wall breaking membuat filmnya terasa unik.Â
Aruna & Lidahnya cocok menjadi tontonan untuk ngabuburit, siapa tahu kamu tertarik untuk mencoba makanan-makanan khas Indonesia yang ada di dalam film ini!
Rating pribadi: 7.5/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H