The Marvels merupakan film fase kelima yang menghibur, namun sayangnya banyak potensi yang disia-siakan. Premisnya sederhana, mengenai bangsa Kree yang terkena dampak pasca Captain Marvel menghancurkan Supreme Intelligence di film "Captain Marvel", dan Dar-Benn berniat untuk menyelamatkan bangsanya dengan menjarah sumber daya di tempat lain.
Dengan premis yang sederhana tadi, The Marvels seharusnya mampu memaksimalkan premis tersebut untuk memperdalam penokohan tiap karakter. Namun, alih-alih demikian, film ini lebih memilih untuk memperumit konfliknya yang menyebabkan terjadinya inkonsistensi dalam penceritaan.
Kerumitan konflik tersebut sejatinya dihadirkan dengan humor melalui naskah buatan sang sutradara, Nia DaCosta, bersama Megan McDonnell dan Elissa Karasik. Namun, dibanding mengundang tawa, justru naskahnya terasa berbelit-belit dan menunjukkan ketidakmampuan dalam bertutur secara rapi.
Hal tersebut menyebabkan saya merasa agak lelah saat menontonnya. Terutama menjelang akhir, penyelesaiannya dibuat terlalu sederhana, seakan konflik rumit di babak awal hingga pertengahan tak berguna.Â
Namun, perlu diakui bahwa The Marvels tetap menarik untuk ditonton. Konflik sederhana tadi, walau dijelaskan secara rumit, sejatinya mampu menjadi penghubung cerita menuju banyak peristiwa besar yang akan terjadi pada masa depan MCU.Â
Hal yang patut diapresiasi adalah upaya film ini yang tetap berhasil memfokuskan ceritanya sendiri dan tidak melebar ke mana-mana.
Penokohan yang Kurang Mendalam
Konflik utama dalam film The Marvels berhasil membuat penokohan Carol Danvers a.k.a Captain Marvel menjadi lebih kompleks, membuatnya mempertanyakan kembali 'kepahlawanannya'. Tatkala keputusan yang diambil ternyata tidak selalu berakibat baik, Carol mempertanyakan kembali makna pahlawan yang sesungguhnya.Â
Apakah tindakanannya benar-benar membuatnya laya dikatakan sebagai pahlawan? atau ia justru layak dikatakan sebagai pemusnah oleh bangsa Kree?Â
Sayangnya, tema yang menarik tersebut hanya dibiarkan mengambang di permukaan. Tak ada eksplorasi mendalam, dan kurang meninggalkan kesan. Naskahnya juga kurang mampu memantik emosi.Â
Hal ini juga membuat Brie Larson sebagai Carol Danvers a.k.a Captain Marvel terasa masih canggung dan kurang luwes dalam memerankan karakternya.