Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "The Marvels", Menyenangkan Walau Banyak Potensi yang Kurang Dimaksimalkan

14 November 2023   20:26 Diperbarui: 19 November 2023   13:55 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iman Vellani sebagai Ms. Marvel/Kamala Khan di film The Marvels. Sumber foto: Marvel Studios 

The Marvels merupakan film fase kelima yang menghibur, namun sayangnya banyak potensi yang disia-siakan. Premisnya sederhana, mengenai bangsa Kree yang terkena dampak pasca Captain Marvel menghancurkan Supreme Intelligence di film "Captain Marvel", dan Dar-Benn berniat untuk menyelamatkan bangsanya dengan menjarah sumber daya di tempat lain.

Dengan premis yang sederhana tadi, The Marvels seharusnya mampu memaksimalkan premis tersebut untuk memperdalam penokohan tiap karakter. Namun, alih-alih demikian, film ini lebih memilih untuk memperumit konfliknya yang menyebabkan terjadinya inkonsistensi dalam penceritaan.

Kerumitan konflik tersebut sejatinya dihadirkan dengan humor melalui naskah buatan sang sutradara, Nia DaCosta, bersama Megan McDonnell dan Elissa Karasik. Namun, dibanding mengundang tawa, justru naskahnya terasa berbelit-belit dan menunjukkan ketidakmampuan dalam bertutur secara rapi.

Hal tersebut menyebabkan saya merasa agak lelah saat menontonnya. Terutama menjelang akhir, penyelesaiannya dibuat terlalu sederhana, seakan konflik rumit di babak awal hingga pertengahan tak berguna. 

Namun, perlu diakui bahwa The Marvels tetap menarik untuk ditonton. Konflik sederhana tadi, walau dijelaskan secara rumit, sejatinya mampu menjadi penghubung cerita menuju banyak peristiwa besar yang akan terjadi pada masa depan MCU. 

Hal yang patut diapresiasi adalah upaya film ini yang tetap berhasil memfokuskan ceritanya sendiri dan tidak melebar ke mana-mana.

Penokohan yang Kurang Mendalam

Brie Larson sebagai Captain Marvel/Carol Danvers di film The Marvels. Sumber foto: Marvel Studios
Brie Larson sebagai Captain Marvel/Carol Danvers di film The Marvels. Sumber foto: Marvel Studios

Konflik utama dalam film The Marvels berhasil membuat penokohan Carol Danvers a.k.a Captain Marvel menjadi lebih kompleks, membuatnya mempertanyakan kembali 'kepahlawanannya'. Tatkala keputusan yang diambil ternyata tidak selalu berakibat baik, Carol mempertanyakan kembali makna pahlawan yang sesungguhnya. 

Apakah tindakanannya benar-benar membuatnya laya dikatakan sebagai pahlawan? atau ia justru layak dikatakan sebagai pemusnah oleh bangsa Kree? 

Sayangnya, tema yang menarik tersebut hanya dibiarkan mengambang di permukaan. Tak ada eksplorasi mendalam, dan kurang meninggalkan kesan. Naskahnya juga kurang mampu memantik emosi. 

Hal ini juga membuat Brie Larson sebagai Carol Danvers a.k.a Captain Marvel terasa masih canggung dan kurang luwes dalam memerankan karakternya.

Planet Aladna, Park Seo-Joon, dan Koreografi Aksi yang Tidak Dimaksimalkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun