Planet Aladna yang menjadi salah satu latar tempat dalam The Marvels memiliki potensi besar yang gagal dimaksimalkan dalam film ini. Interaksi penduduk dengan 'nyanyian' dan nada bisa menjadi elemen menarik. Sayang, hal tersebut dikemas dengan cara klise yang kurang menarik perhatian saya sebagai penonton.
Begitu pula dengan kehadiran Prince Yan (Park Seo-Jun) yang hanya menjadi karakter pendukung yang sama sekali tidak spesial. Ia hadir seakan hanya untuk menjadi penghias film ini saja, dan kemunculannya tidak membawa dampak signifikan pada jalannya cerita.
Andai karakternya digali dengan lebih dalam dengan menguatkan unsur budaya musiknya dalam penceritaan, The Marvels akan mampu menjadi sajian fresh yang jarang ada di film superhero lainnya.
Dari segi koreografi aksi, terjadi inkonsistensi kualitas. Fight scene di awal tatkala Kamala, Carol, dan Rambeau saling bertukar tempat tatkala menggunakan kekuatan dalam melawan musuhnya di ruangan yang sempit, berhasil menghadirkan aksi yang intens, menyegarkan, dan menghibur.Â
Namun setelahnya, The Marvels luput memaksimalkan adegan aksi. Pertarungan di planet Aladna terasa monoton, yang sebetulnya dapat diatasi dengan menggabungkan unsur budaya, seperti menggunakan lagu sebagai kekuatan. Film ini lebih memilih menggunakan aksi generik yang membuat penonton akan mudah merasa bosan.
Salah satu momen yang menyenangkan dan unik dalam film ini adalah ketika Goose dan kawanan kucing lainnya melahap para kru di kapal untuk memudahkan evakuasi. Momen unik tersebut berhasil dihadirkan dengan baik dan membuat saya tak berhenti tersenyum melihat kawanan kucing terbang di kapsul luar angkasa.
Bukan berarti The Marvels terasa hambar. Seperti yang saya bilang di awal, bahwa terjadi inkonsistensi. Ada kalanya The Marvels terasa menyenangkan, namun juga ada beberapa adegan yang menimbulkan kesan hambar.Â
Iman Vellani Membuat Film Ini Terasa Lebih Menyenangkan
Kamala Khan a.k.a Miss Marvel (Iman Vellani) menjadi penyelamat film ini. Berkat kehadirannya, The Marvels benar-benar terasa menyenangkan, dengan coming timing yang tepat dan karakternya yang sangat mudah untuk dicintai oleh para penonton.Â
Kamala menjadi satu-satunya karakter dengan penokohan yang konsisten dalam film ini, dan hal tersebut mampu disampaikan dengan baik oleh Iman Vellani melalui gestur dan ekspresi yang tepat, sebagaimana remaja yang kegirangan bertemu dengan idolanya.Â