Sebagai film romcom/romansa komedi, Ganjil Genap berhasil menghadirkan humor yang segar dan dekat dengan keseharian. Walau bertemakan patah hati, Bene mengajak penontonnya untuk menertawakan kesedihan melalui humor yang tepat sasaran. Unsur humornya juga diperkuat dengan akting para pemeran yang totalitas.
Clara Bernadeth yang berperan sebagai Gala mampu tampil sebagai wanita yang elegan, humoris, juga ramah. Ketika ada adegan yang mengharuskannya untuk mengeluarkan humor, ia mampu tampil sesuai takaran. Tak melebih-lebihkan, dan membiarkan dirinya terlihat absurd, karena memang seperti itulah orang yang habis patah hati, sebagaimana dalam adegan ketika ia ditilang polisi akibat melanggar aturan ganjil genap.
Baskara Mahendra sebagai Bara dan Oka Antara sebagai Aiman juga mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Ada saat kita kagum dengan sifat Bara, ada saat kita merasa kesal dengan keputusannya. Oka Antara juga menjadi daya tarik utama dalam film ini, dengan karakter yang hampir sempurna, namun Bene tetap menunjukkan bahwa setiap karakter memiliki kekurangan.
Jojo Suherman sebagai Nandi dan Nadine Alexandra sebagai Sydney juga menambah warna film ini. Chemistry persahabatan mereka terasa kuat. Persahabatan yang diidam-idamkan banyak orang, bahwa sahabat selalu ada bersama kita dalam kondisi apapun.Â
Meskipun unsur humor dan komedi terasa sedikit canggung di awal dan terkadang terkesan terlalu dibuat-buat atau berlebihan, namun hal tersebut dapat terabaikan berkat kehadiran humor yang semakin terasa akrab dan alami di tengah film. Terutama dalam adegan di restoran, saya yakin banyak penonton yang akan terbahak-bahak dengan humor yang disajikan.
Dinamika karakter yang ciamik
Tiap karakter dalam film Ganjil Genap mendapat porsi screen-time yang tepat, dengan development masing-masing karakter yang berhasil dieksekusi dengan baik. Semua karakternya berperan penting dalam jalannya cerita.
Gala yang perlahan mulai mampu move-on dan memulai hubungan baru, Bara yang akhirnya belajar dari kesalahannya, hingga Aiman yang juga mulai mempertimbangkan soal komitmen. Dinamika dari ketiga karakter tersebut berhasil ditampilkan secara bertahap hingga akhirnya mampu membuat karakternya terasa lebih dekat.
Bahwa komitmen bukanlah sesuatu yang bisa dihindari
Ganjil Genap berhasil menghadirkan konklusi yang sempurna dalam ceritanya. Film ini menggambarkan dengan baik tentang ketakutan seseorang terhadap komitmen, makna sebenarnya dari komitmen, dan jawaban atas pertanyaan banyak orang mengenai durasi cinta yang katanya hanya berlangsung selama 4 tahun.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!