Ya, walau ada beberapa humor yang terasa terlalu dipaksakan, terasa miss dan kepanjangan, namun lebih banyak lagi humor yang berhasil mengundang tawa.Â
Tingkah laku konyol, serta aksi bak The Flash & Black Adam namun tak bisa terbang yang dimiliki oleh Asterix & Obelix berhasil menjadi daya tarik utama. Overpower, tapi itulah yang menambah kelucuan film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom.Â
Selain itu, komedinya tampil dengan humor yang kekinian. Hal inilah yang membuat film ini terasa spesial, karena mampu menghadirkan humor yang terasa dekat walau berlatar zaman dahulu.Â
Penamaan tokoh karakter yang ada di film ini juga berhasil mengundang tawa. Di awal saya memang merasa asing mendengar nama-namanya yang unik. Namun setelah masuk ke pertengahan film, saya baru menyadari bahwa nama-nama tersebut merupakan plesetan dari kata aslinya.
Ada Biopix sebagai penulis biografi dari Julius Caesar, dan namanya sejatinya mengarah pada biopik. Juga prajurit bernama Anti-Virus yang dipuji-puji tentara Roma, yang sejatinya menggambarkan sosoknya yang selalu berhasil mengalahkan musuh-musuhnya bak virus yang kalah dengan Anti-Virus.
Jika dipandang murni sebagai film komedi tanpa embel-embel konflik dan penceritaan yang berat, sejatinya film ini berhasil. Berhasil membuat penonton tertawa, tanpa perlu banyak berpikir kemana-mana.
Dubbing yang cukup mengganggu
Hal yang cukup mengganggu ketika menonton film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom adalah suara yang keluar tak sinkron dengan gerak mulut karakternya. Entah apakah film ini memang aslinya bukan berbahasa Inggris, namun alangkah baiknya jika tidak di-dubbing.
Dialog yang diutarakan oleh karakter-karakter yang berasal dari Tiongkok, dan penduduk Tiongkok juga ikut didubbing dengan bahasa Inggris. Alhasil, filmnya tidak terasa natural, dan cukup mengganggu nuansa filmnya.
Sebuah adaptasi komik yang cukup berhasilÂ
Bagi pembaca komiknya, saya rasa Asterix & Obelix: The Middle Kingdom cukup mampu memberikan nostalgia pada komik-komiknya. Penggambaran karakternya juga cukup akurat, baik dari segi kostum, karakterisasi, serta konflik yang terjadi.Â