Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Asterix & Obelix: The Middle Kingdom, Penuh Humor Segar Walau Cerita Tidak Spesial

29 April 2023   14:20 Diperbarui: 30 April 2023   14:20 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinopsis Asterix & Obelix: The Middle Kingdom (Gambar dari Kompas.com)

Asterix & Obelix adalah komik fiksi yang ditulis oleh Prancis Ren Goscinny dan Albert Uderzo, dan bercerita tentang petualangan duo sahabat yang berasal dari desa Galia. Mereka menjelajahi banyak tempat, juga membantu banyak orang dan menjaga desa Galia agar tetap aman dan damai.

Bagi kamu penggemar komik Asterix & Obelix, pasti kamu akan senang mendengar kabar bahwa Asterix & Obelix telah dibuatkan filmnya. Ya! Asterix & Obelix: The Middle Kingdom adalah jawabannya.


Asterix & Obelix: The Middle Kingdom bercerita tentang dua sahabat berkekuatan super, Asterix & Obelix yang harus membantu putri Tiongkok untuk membebaskan ibunya. 

Asterix (Guillaume Canet) harus meminum ramuan ajaib terlebih dahulu agar kekuatannya dapat muncul, sedangkan Obelix (Gilles Lellouche) memiliki kekuatan yang permanen dalam dirinya. Keduanya memiliki kekuatan yang super kuat.

Sah hee (Julie Chen) meminta pertolongan ke desa Galia agar dapat membantu membebaskan ibunya yang dipenjara akibat kudeta yang dilakukan oleh pangeran yang jahat, Deng Tsin Qin (Bun Hay Mean). 

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Asterix & Obelix menawarkan diri untuk membantunya, dan mereka mulai melakukan perjalanan jauh demi menyelamatkan permaisuri Tiongkok.

Bersamaan dengan perjalanan tersebut, Julius Caesar (Vincent Cassel) menerima tawaran Deng Tsin Qin untuk membantu menaklukan kerajaan tengah. Akankah mereka berhasil menemukan sang permaisuri? 

Asterix & Obelix: The Middle Kingdom tayang pada 28 April 2023 di bioskop Indonesia. Berdurasi 111 menit, dan mendapat rating umur 13+. Apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?

Ceritanya tak memiliki tujuan yang jelas

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Bagi penonton non-pembaca seperti saya, rasanya Asterix & Obelix: The Middle Kingdom terlalu bertele-tele dalam segi penceritaan. 

Babak awalnya hanya mengandalkan dialog-dialog lucu yang mungkin hanya dapat dirasakan oleh pembaca komiknya saja.

Cerita dalam Asterix & Obelix: The Middle Kingdom bukanlah adaptasi cerita dari komiknya, melainkan film yang murni dengan ide cerita sendiri. Seharusnya hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh Guillaume Canet dan Julien Herve sebagai sutradara dan penulis naskah, untuk lebih mengeksplorasi ceritanya dan menguatkan karakterisasi Asterix & Obelix.

Alih-alih menghadirkan hal tersebut, penonton hanya disuguhkan tingkah laku konyol yang dilakukan oleh dua karakter utamanya. 

Memang, chemistry keduanya sebagai sahabat terbangun dengan cukup baik berkat hal tersebut, namun hanya berhenti sampai disitu. Penonton, khususnya yang bukan pembaca, sulit untuk bersimpati pada karakternya.

Konfliknya sejatinya menarik, ketika Tiongkok bekerja sama dengan Prancis untuk membebaskan permaisuri dari kudeta. Hanya saja, hal tersebut malah dibuyarkan dengan tambahan bumbu romansa yang tidak tepat sasaran. 

Plotnya kehilangan arah, antara ingin fokus menghadapi konflik, menyorot hubungan romansa, atau menjadi parodi sejarah.

Banyak adegan dan dialog-dialog yang tak punya pengaruh signifikan, dan membuat filmnya yang hampir berdurasi 2 jam ini terasa terlalu panjang. 

Suguhan aksi dan komedi yang berhasil mengundang tawa

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Sejatinya kekurangan yang tadi saya sebutkan dapat tertutupi jika kita menonton dengan tujuan mencari komedi absurd yang membuat penontonnya terbahak-bahak. 

Ya, walau ada beberapa humor yang terasa terlalu dipaksakan, terasa miss dan kepanjangan, namun lebih banyak lagi humor yang berhasil mengundang tawa. 

Tingkah laku konyol, serta aksi bak The Flash & Black Adam namun tak bisa terbang yang dimiliki oleh Asterix & Obelix berhasil menjadi daya tarik utama. Overpower, tapi itulah yang menambah kelucuan film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom. 

Selain itu, komedinya tampil dengan humor yang kekinian. Hal inilah yang membuat film ini terasa spesial, karena mampu menghadirkan humor yang terasa dekat walau berlatar zaman dahulu. 

Penamaan tokoh karakter yang ada di film ini juga berhasil mengundang tawa. Di awal saya memang merasa asing mendengar nama-namanya yang unik. Namun setelah masuk ke pertengahan film, saya baru menyadari bahwa nama-nama tersebut merupakan plesetan dari kata aslinya.

Ada Biopix sebagai penulis biografi dari Julius Caesar, dan namanya sejatinya mengarah pada biopik. Juga prajurit bernama Anti-Virus yang dipuji-puji tentara Roma, yang sejatinya menggambarkan sosoknya yang selalu berhasil mengalahkan musuh-musuhnya bak virus yang kalah dengan Anti-Virus.

Jika dipandang murni sebagai film komedi tanpa embel-embel konflik dan penceritaan yang berat, sejatinya film ini berhasil. Berhasil membuat penonton tertawa, tanpa perlu banyak berpikir kemana-mana.

Dubbing yang cukup mengganggu

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Hal yang cukup mengganggu ketika menonton film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom adalah suara yang keluar tak sinkron dengan gerak mulut karakternya. Entah apakah film ini memang aslinya bukan berbahasa Inggris, namun alangkah baiknya jika tidak di-dubbing.

Dialog yang diutarakan oleh karakter-karakter yang berasal dari Tiongkok, dan penduduk Tiongkok juga ikut didubbing dengan bahasa Inggris. Alhasil, filmnya tidak terasa natural, dan cukup mengganggu nuansa filmnya.

Sebuah adaptasi komik yang cukup berhasil 

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Bagi pembaca komiknya, saya rasa Asterix & Obelix: The Middle Kingdom cukup mampu memberikan nostalgia pada komik-komiknya. Penggambaran karakternya juga cukup akurat, baik dari segi kostum, karakterisasi, serta konflik yang terjadi. 

Film ini dapat lebih dinikmati oleh para pembaca komiknya, dikarenakan banyak sekali menyinggung cerita-cerita yang ada di komik. Tentang mengapa Julius Caesar begitu takut pada Asterix & Obelix, para pembaca komiknya tentu akan paham latar belakang kisah tersebut.

Bagaimana dengan penonton yang belum membaca komiknya? 

Tentu, film ini tetap menghibur. Di babak awal mungkin penonton akan merasa asing dengan ceritanya yang unik, namun seiring filmnya berjalan, penonton perlahan diajak untuk mengenal Asterix & Obelix serta tingkah konyolnya dalam membantu menyelamatkan permaisuri Tiongkok.

Sinematografi dan set-up tempat yang kurang menarik

Bagi saya sebagai penonton yang belum membaca komiknya, penggambaran desa Galia serta desa di Tiongkok kurang terasa realistis. Tempat yang mereka tinggali terasa terlalu dibuat-buat, dan kurang mampu membangun nuansa desa yang khas.

Begitu pula dengan penggambaran kekuatan Asterix & Obelix yang terasa terlalu 'biasa saja' untuk orang yang punya kekuatan superpower seperti mereka. 

CGI ketika Asterix meminum ramuan dan mulai memunculkan kekuatan juga kurang mampu menimbulkan kesan 'wah' bagi para penontonnya.

Sumber foto : Path Distribution
Sumber foto : Path Distribution

Itulah review saya mengenai film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Overall, Asterix & Obelix: The Middle Kingdom adalah film yang menghibur, walau ceritanya tak punya tujuan yang jelas. Jika dipandang murni sebagai film komedi tanpa embel-embel apapun, film ini jelas memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan.

Komedinya fresh dan berhasil memasukkan humor kekinian, aksinya yang overpower menambah keseruan film ini, ditambah dengan penamaan karakter serta konfliknya yang dipenuhi komedi, membuat Asterix & Obelix: The Middle Kingdom cocok menjadi tontonan hiburan di kala penat, tanpa perlu mengajak penontonnya untuk banyak berpikir.

Skor : 6.5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun