Sebagai film yang mengangkat tema pencurian lukisan, "Mencuri Raden Saleh" juga benar-benar totalitas dalam menghadirkan lukisan-lukisannya.Â
Sehingga para penonton akan dibuat paham bagaimana proses membuat lukisan, nilai dari sebuah lukisan, hingga bagaimana kasus pemalsuan lukisan sulit sekali untuk diselidiki oleh kepolisian.
Juga makna dari lukisan penangkapan Raden Saleh dijelaskan secara singkat dan jelas di babak menjelang akhir film.Â
Penonton jadi paham bahwa sejatinya lukisan ini bermakna perlawanan terhadap ketidakadilan. Yang dimana hal ini juga dialami oleh Piko dan kawan-kawannya yang tengah dipermainkan oleh Permadi.
Penempatan produk iklan pada film ini memang tidak terlalu mengganggu. Namun tetap saja, di beberapa adegan terasa terlalu sering disorot, namun untungnya tak membuat cerita di film ini menjadi buyar karena iklan.Â
Hanya saja, beberapa kali perhatian saya jadi terfokus pada produk iklannya. Namun Setidaknya film ini mampu meletakkannya dengan cukup rapih, lebih baik dibandingkan kebanyakan film Indonesia pada umumnya. Semoga saja di film selanjutya, penempatan produknya bisa lebih rapih lagi agar tidak mengganggu fokus penonton.
Musik skoring film heist yang ditampilkan di film ini sukses menghidupkan nuansa heist yang ada di dalam filmnya. Sekilas, mungkin akan mirip dengan "Ocean Eleven". Tapi jelas, film ini berbeda.Â
Sinematografi yang dihadirkan oleh Angga Dwimas Sasongko dihadirkan dengan ciamik. Kita akan melihat suasana yang berbeda dari tempat dekat stasiun Jakarta Kota, yang dihias jadi arena balapan liar para pemuda.