Aksi yang dihadirkan pun tak terlalu dominan, dan tak menegangkan. Aksinya justru lebih menimbulkan kesan "Menghibur". Serial ini tak menuntut penontonnya dengan banyak teori baru.
Juga ada "Ms. Marvel" yang menghadirkan konflik remaja pada umumnya. Debut awalnya menjadi superhero membuat plot ceritanya masih dalam lingkup perkenalan karakter. Musik skoring serta tambahan animasi yang dihadirkan mampu membuat penonton terhibur ketika menontonnya.
Selain genre-genre yang disebutkan di atas, masih ada genre lainnya. "Loki" yang membawa teori tentang perjalanan waktu, multiverse, dan segala hal yang telah ditentukan seperti takdir. Serial ini benar-benar membuat penontonnya berpikir, serta penuh dengan teori-teori yang menjadi perkenalan konsep multiverse.
Ada juga "What If?" yang menjadi serial animasi dari Marvel yang menggambarkan bagaimana multiverse itu dapat terjadi.Â
Itulah beberapa keragaman yang dihadirkan oleh Marvel dalam fase 4. Mana yang menjadi favoritmu?
Keragaman yang dihadirkan Marvel di fase 4 ini dapat menimbulkan dampak positif serta negatif. Positifnya, penonton bisa lebih memahami serta menghargai budaya dari berbagai daerah, juga membuat penontonnya mampu mengetahui berbagai macam sifat manusia. Penonton juga dapat terhibur dengan keragaman genre yang dihadirkan.
Negatifnya, timbul pemakluman terhadap hal-hal yang sebenarnya dilarang. Seperti adanya unsur LGBT dalam "Eternals", penonton yang tadinya menolak LGBT, jadi memaklumi hal tersebut. Juga timbul rasa takjub yang berlebihan pada budaya luar, sehingga lupa dengan budaya sendiri.Â
Masih banyak film dan serial Marvel yang patut ditunggu di fase 4 ini. Bulan depan ada "Thor and Love Thunder" yang akan tayang. Sebagai fans Marvel, saya amat menantikan karya-karya Marvel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H