Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perjalanan Fase 4 MCU, Semakin Kental Nilai Keragaman Budaya dan Genre Cerita

14 Juni 2022   21:31 Diperbarui: 16 Juni 2022   21:30 2655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Kevin Winter/Getty Images

Marvel Cinematic Universe, yang dikenal dengan sebutan MCU merupakan seri dari film-film pahlawan super dibawah naungan Marvel Studio. Para pecinta film superhero pastinya sudah mengenal MCU semenjak film pertamanya, "Iron Man" tayang di tahun 2008.

Film-film dari Marvel dikenal dengan cerita superhero yang berkesenambungan antara satu pahlawan dengan pahlawan lainnya. Maka karena hal tersebut, Marvel membuat fase di setiap periode tahun yang mereka tentukan, dan setiap fase/phase memiliki musuh utamanya tersendiri.

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Film Marvel di Phase 1 dimulai dari "Iron Man" hingga "The Avengers". Musuh-musuh yang dihadirkan levelnya masih rendah, dan superhero yang dihadirkan pun masih dalam tahap berkembang, konfliknya pun masih konflik internal.

Di Phase 2, film dimulai dari "Iron Man 3" hingga "Ant-Man". Bisa dibilang Phase 2 adalah jembatan perkenalan beberapa karakter superhero yang nantinya akan mendominasi di phase 3.

Lalu di phase 3, dimulai dari "Captain America : Civil War" hingga "Spider-Man : Far From Home". Fase ketiga ini adalah fase yang paling spektakuler dalam dunia MCU. Selain karena ceritanya yang lebih megah dan meriah, juga dibuktikan dengan pencapaian jumlah penonton yang membludak, hingga respon positif dari para penggemar film.

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Pasca "Avengers : End Game" menjadi film terbaik di fase ketiga MCU tayang, para fans bertanya-tanya mengenai kelanjutan nasib dari para superhero pasca endgame. Pasalnya, tak ada musuh yang di notice akan muncul, apalagi kita semua tahu, Thanos sudah menjadi supervillain yang paling kuat sejauh ini, apakah masih ada villain yang lebih kuat lagi?

Maka untuk menjawab pertanyaan para fans tersebut, Kevin Feige, menjawabnya dengan membuat fase 4 sebagai kelanjutan dari cerita superhero Marvel.

Phase 4 yang hadir dari awal tahun 2021 ini mengundang banyak perhatian dari para penggemar film superhero. Pasalnya, ini menjadi awal mula Marvel membuat sebuah serial, dan juga awal dari Disney untuk membuat platform sendiri. 

Fase 4 sudah berjalan setahun dan sudah menayangkan 5 film baru, serta 6 serial baru dengan berbagai genre cerita. Mulai dari horor, sci-fiction, action, hingga psychological. Walau genrenya berbeda, tujuan ceritanya akan selalu berkaitan dengan superhero lain.


Saya sudah menonton seluruh film dan serial Marvel di fase 4 yang sudah berjalan hingga saat ini, terkecuali yang memang belum tayang. Saya melihat Marvel kini tak hanya menjual cerita aksi superhero yang mendebarkan, melainkan Marvel mencoba untuk memberi tahu penggemar mengenai keragaman yang ada.

Berikut beberapa keragaman yang saya lihat ketika menonton film/serial Marvel di fase 4 ini :

Keragaman Budaya

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Tak seperti fase-fase sebelumnya yang hanya menyorot budaya Amerika, dalam fase 4 ini, Marvel berani untuk mengambil latar belakang superhero dari budaya dan negara yang berbeda.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya "Shang-Chi and The Legend of the Ten Rings" sebagai superhero marvel Asia pertama yang mengangkat seni bela diri khas cina. Adegan fight scene nya juga didominasi dengan gaya pertarungan khas China, yakni Shaolin, Tai Chi, Bajiquan, Wing Chun, dan banyak lagi. 

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Lalu juga ada serial "Moon Knight" yang mengambil latar budaya Mesir kuno. Sang sutradara, Mohamed Diab, mempunyai visi untuk memperlihatkan gambaran yang benar tentang Mesir. 

Tak seperti film atau serial barat lain yang hanya memperlihatkan Mesir dengan piramida dan gurun pasir, "Moon Knight" berusaha untuk menyajikannya dengan mengangkat budaya berpakaian, tempat, interaksi, orang-orang Mesir.

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Baru-baru ini juga ada "Ms. Marvel" yang menjadi superhero muslim pertama di MCU. Tak hanya menunjukkan nilai-nilai keislaman seperti adanya adegan membaca bismillah, astaghfirullah, dan beberapa adegan yang menyorot masjid dan ibadah shalat, serial ini juga mengangkat budaya pakistan dalam ceritanya.

Dengan adanya keberagaman budaya yang dihadirkan, akan membuat target pasar penonton film dan serial Marvel semakin meluas. Penonton dari berbagai kalangan, negara, juga agama bisa menikmati tontonan dari MCU ini.

Keragaman Genre Cerita

Selain keragaman budaya yang sangat menonjol di fase 4, juga ada keragaman genre cerita. Kali ini, Kevin Feige membuat Marvel tak hanya menjadi rumah bagi para penggemar film aksi, melainkan juga film berbagai genre.

Berikut beberapa genre yang ada di fase 4 Marvel sejauh ini :

Action

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Ya! Genre utama yang sering dijadikan Marvel ini juga dihadirkan dengan cukup dominan di fase 4 MCU. 

Dimulai dari "Black Widow" sebagai film pembuka di fase 4, walau plot ceritanya terlalu klise, namun elemen aksi yang dihadirkan cukup menarik. Musuh utama yang terlalu mudah dikalahkan membuat banyak penonton kecewa dengan film ini.

Setelah itu, ada "Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings" yang menggunakan seni bela diri Cina, serta ditambah dengan kekuatan cincinnya yang menghadirkan nuansa baru dalam film action Marvel. Villain utama di film ini juga unik, ditambah dengan kehadiran naga-naga yang membuat film ini layaknya film-film kolosal China.

Ada juga "Spider-Man No Way Home" yang menghadirkan aksi disertai dengan fan service sehingga membuat banyak para penggemarnya senang. Tak hanya menghadirkan aksi ketiga spiderman dari universe yang berbeda, film ini juga menceritakan bagaimana perubahan Peter Parker dalam menjadi lebih dewasa.

Lalu untuk serialnya, "The Falcon and The Winter Soldier" masih jadi serial aksi terbaik. Dari episode pertama hingga terakhir, serial ini konsisten memberikan gelaran aksi yang megah dan mendebarkan. Konflik politik, dilema superhero, juga diangkat dalam serial ini.

Horor dan Thriller

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Kata siapa Marvel hanya menyajikan serial aksi? Buktinya, di fase 4 ini, Marvel ternyata juga mampu membuat film dengan genre horor dan thriller yang jarang sekali muncul di film superhero.

"Doctor Strange in The Multiverse of Madness" adalah salah satunya. Siapa sangka cerita Doctor Strange menjelajah multiverse akan menjadi sebuah cerita horor dan thriller yang menegangkan? Ya, Sam Raimi berhasil membawanya dengan baik.

Adegan jumpscare, serta kesadisan seorang Wanda sebagai musuhnya benar-benar ditunjukkan secara brutal dan berdarah-darah, dan akan membuatmu tegang ketika menontonnya. Bisa dibilang, "Doctor Strange in The Multiverse Of Madness" menjadi satu-satunya film Marvel yang berani tampil sadis dan berbeda.

Psychological

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Film Marvel seringkali dikatakan sebagai film popcorn, yang dimana tujuannya hanya untuk menghibur penonton. Namun di fase 4 ini, Marvel mencoba untuk mengangkat genre psychological yang dimana lebih menunjukkan sisi emosional karakter, dan konflik batin dalam diri karakternya. 

Diawali oleh serial "WandaVision" yang menunjukkan sisi emosional Wanda, bagaimana awalnya ia dikenal sebagai superhero, lalu menjadi musuh hanya karena ingin membuat khayalannya menjadi nyata. Kesedihan Wanda yang kehilangan Vision, serta betapa inginnya Wanda mempunyai anak benar-benar akan membuat penonton merasakan emosinya.

Kisah Wanda ini kemudian dilanjutkan dalam "Doctor Strange In The Multiverse of Madness", kali ini Wanda terlihat penuh amarah, rasa kehilangan yang ia miliki membuatnya rela melakukan segala cara. Sisi gelap Wanda akhirnya terungkap, dan di akhir film, penonton akan merasakan kesedihan yang dialami Wanda yang ingin mempunyai anak.

Ada juga "Eternals" yang sempat menjadi kontroversi. Dibalik adanya unsur LGBT, film ini mempunyai nuansa yang berbeda dibanding film Marvel lain. Nuansa film festival cukup terasa, yang dimana film ini dengan berani mempertanyakan eksistensi manusia, mengapa perang bisa terjadi, hingga akhirnya melawan penciptanya sendiri. 

Bagi saya sendiri, "Eternals" menjadi film Marvel yang membawa konflik yang berat. Penonton seakan-akan diajak untuk berpikir ketika menontonnya.

Selain itu, juga ada serial Marvel yang mengangkat isu dissociative identity disorder atau berkepribadian ganda, yakni "Moon Knight". Dengan dibumbui oleh sejarah Mesir kuno, serta dewa-dewa Mesir, film ini tetap berfokus pada genre utamanya. Kebingungan seorang Steven, penyebab seseorang bisa mempunyai kepribadian ganda, dan apa yang dirasakan olehnya benar-benar ditunjukkan di serial ini.

Komedi Santai

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Untuk genre komedi santai ini lebih banyak ditemukan pada serial. Seperti halnya "Hawkeye" yang konfliknya hanya dengan kriminalitas, seperti mafia-mafia. Namun, karena nuansa yang dihadirkan dalam filmnya adalah nuansa liburan natal, maka plot cerita film ini pun dihadirkan dengan cara yang menyenangkan. 

Aksi yang dihadirkan pun tak terlalu dominan, dan tak menegangkan. Aksinya justru lebih menimbulkan kesan "Menghibur". Serial ini tak menuntut penontonnya dengan banyak teori baru.

Juga ada "Ms. Marvel" yang menghadirkan konflik remaja pada umumnya. Debut awalnya menjadi superhero membuat plot ceritanya masih dalam lingkup perkenalan karakter. Musik skoring serta tambahan animasi yang dihadirkan mampu membuat penonton terhibur ketika menontonnya.

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Selain genre-genre yang disebutkan di atas, masih ada genre lainnya. "Loki" yang membawa teori tentang perjalanan waktu, multiverse, dan segala hal yang telah ditentukan seperti takdir. Serial ini benar-benar membuat penontonnya berpikir, serta penuh dengan teori-teori yang menjadi perkenalan konsep multiverse.

Ada juga "What If?" yang menjadi serial animasi dari Marvel yang menggambarkan bagaimana multiverse itu dapat terjadi. 

Sumber foto : Imdb/Marvel Studios
Sumber foto : Imdb/Marvel Studios

Itulah beberapa keragaman yang dihadirkan oleh Marvel dalam fase 4. Mana yang menjadi favoritmu?

Keragaman yang dihadirkan Marvel di fase 4 ini dapat menimbulkan dampak positif serta negatif. Positifnya, penonton bisa lebih memahami serta menghargai budaya dari berbagai daerah, juga membuat penontonnya mampu mengetahui berbagai macam sifat manusia. Penonton juga dapat terhibur dengan keragaman genre yang dihadirkan.

Negatifnya, timbul pemakluman terhadap hal-hal yang sebenarnya dilarang. Seperti adanya unsur LGBT dalam "Eternals", penonton yang tadinya menolak LGBT, jadi memaklumi hal tersebut. Juga timbul rasa takjub yang berlebihan pada budaya luar, sehingga lupa dengan budaya sendiri. 

Masih banyak film dan serial Marvel yang patut ditunggu di fase 4 ini. Bulan depan ada "Thor and Love Thunder" yang akan tayang. Sebagai fans Marvel, saya amat menantikan karya-karya Marvel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun