Night In Paradise bercerita tentang Tae-Gu yang ingin membalas dendam atas kematian saudari dan keponakannya.
Bulan ini Netflix banyak mengeluarkan film-film baru yang dinantikan para penontonnya. Mulai dari film-film barat yang akan tayang seperti Love and Monsters, Ride or Die, dan Things Heard & Seen. Juga film dari negara lainnya, salah satunya dari Korea Selatan.
Ya! Kemarin Netflix baru saja merilis sebuah film berjudul "Night In Paradise". Film ini seharusnya tayang sejak tahun 2020 lalu, namun dikarenakan pandemi, film ini hanya diputar di kategori Out of Competition pada Festival Film Internasional Venice ke-77, dan baru rilis sebagai film original Netflix bulan ini.
"Night In Paradise" bercerita tentang Tae-Gu, anggota geng kriminal yang memiliki saudari tiri dan keponakan. Saudari perempuannya menyuruh ia berhenti dari pekerjaannya dan Tae-Gu hanya mampu berdiam, hingga terjadi kecelakaan tak terduga yang membuat saudari tiri dan keponakannya tewas.Â
Tae-Gu akhirnya memutuskan untuk membalas dendam kepada orang yang ia anggap membunuh saudari tirinya.
Setelah ia berhasil, bosnya menyuruhnya untuk beristirahat di Pulau Jeju sebelum ia kabur ke Rusia. Ia mengikuti perintah bosnya dan tinggal di sebuah rumah milik Kuto, yang memiliki seorang keponakan bernama Jae-Yeon.Â
Kejadian demi kejadian berlalu, Tae-Gu mulai memiliki ketertarikan dengan Jae-Yeon, akankah mereka berhasil kabur dari kejaran musuhnya dan akankah kisah mereka berakhir bahagia?Â
Film ini disutradarai oleh Park Hoon-Jung, ia pernah mensutradarai The Witch: Part 1 The Subversion. Film ini tayang pada tanggal 09 April 2021 di platfom streaming Netflix.
Lantas, apa yang membuat film ini wajib untuk ditonton? Yuk simak, ini ulasannya!
***
Film ini dibuka dengan alur yang cukup lambat, butuh 18 menit untuk perkenalan cerita lalu baru masuk ke opening judul. Walau begitu, film ini dibuka dengan cukup baik, hanya saja memang menyisakan pertanyaan para penontonnya. "Apa sebenarnya pekerjaan Tae-Gu?" pertanyaan itulah yang akan mengganjal di benak penontonnya.
Bagaimana chemistry antara Tae-Gu dan kakak serta keponakannya hanya ditampilkan sekilas, seusai dari rumah sakit. Lalu tiba-tiba saja kecelakaan terjadi dan Tae-Gu berusaha membalas dendam.Â
Sayangnya, menurut penulis, lebih baik lagi jika ditampilkan flashback sekilas bagaimana masa lalu ia dengan kakaknya, agar penonton bisa merasakan emosi yang lebih dalam lagi.
Walau bagian paruh awal cukup lambat, namun film ini berhasil membuka filmnya dengan cukup baik. Perkenalan karakter Tae-Gu, pekerjaannya, dan motif balas dendam yang ada pada dirinya mampu disampaikan dengan baik.Â
Memasuki bagian pertengahan film, ketika Tae-Gu bertemu dengan Jae-Yeon dan Kuto, banyak plot twist baru bermunculan. Sebagian penonton mungkin bisa menebak hal itu sejak awal, sama halnya dengan penulis.
Karakter Jae-Yeon yang unik juga menambah keseruan serta memacu emosi penonton di film ini. Ia yang memiliki penyakit mematikan dan bisa mati kapan saja membuat ia merasa bebas melakukan apa saja sebelum kematian menjemputnya.Â
Sehingga karakternya yang "bodo amatan", ketika digabungkan dengan karakter Tae-Gu yang cenderung kaku dan pendiam, membuat chemistry keduanya terasa unik.
Karakter bos dari masing-masing gangster mafia juga menarik. Bos-bos yang ada disini seakan-akan menggambarkan tentang berbagai sifat mafia. Ada yang kejam namun mematuhi janji, ada yang terlihat baik padahal berkhianat dan ingin selamat sendiri, ada pula yang tak ingin repot dan hanya mendukung dari belakang.
Dari segi sinematografi, color grading dan pencahayaan di film ini cenderung dark. Layaknya film-film bertema kelam lainnya. Walau dark, pencahayaan di film ini serta color grading-nya terasa pas dan membuat penonton nyaman untuk duduk lama ketike menonton filmnya.
Sinematografinya yang memanjakan mata, ditambah dengan sound effect peluru serta adegan perkelahian yang membuat penonton bergidik ngeri, sangat mampu menghidupkan suasana kelam di film ini.Â
Penulis sangat suka ketika film ini tak mengandalkan soundtrack, tak mengandalkan suara musik seperti film-film kriminal lainnya. Hal tersebut membuat suasana pertarungan di film ini terasa sangat intens dan alamiah.
Hal yang membuat penulis sangat menyukai film ini adalah ketika adegan perkelahian ditampikan dengan jelas dan tidak banyak disensor, ketika adegan dikepung atau dikeroyok habis-habisan, Tae-Gu ditampilkan berdarah-darah dan tak terkesan sedang berakting.Â
Sungguh, ketika menonton film ini, penonton akan merasakan pertarungannya yang seperti nyata. Sadisnya totalitas, itulah intinya.
Akting dari para pemainnya seperti Um Tae-Goo, Jeon Yeo Bin, Cha Seung Won, Park Ho San, dan lainnya sukses membawakan karakter dari masing-masing tokoh yang mereka perankan. Akting mereka mampu membawa karakternya seperti nyata dan tidak terlihat seperti sedang berakting.
Akting Jeon Yeo Bin yang juga berperan sebagai Hong Cha Young di drama Korea Vincenzo juga menarik untuk diperhatikan. Ketika di "Vincenzo" karakternya cenderung urakan dan ceria, di film ini ia mampu mengubah karakternya menjadi wanita yang dipenuhi kesedihan dan dendam.Â
Jika penonton "Vincenzo" menonton film ini, pasti mereka tak lagi melihat Jeon Yeo Bin sebagai Hong Cha Young, melainkan Jae Yon yang dipenuhi amarah.
Untuk ending-nya, penulis sendiri merasa sangat puas. Walau mudah ditebak dan plot twist-nya tidak terlalu "wah", namun seluruh tokohnya punya ending yang adil.Â
Ending yang mereka dapatkan sudah sesuai dengan konsekuensi perbuatan yang mereka lakukan. Bisa dibilang ending-nya cukup realistis dan tidak terkesan memaksakan untuk heroik.
Film ini memang bukan tipikal film festival, lebih cenderung ke film bergenre thriller dan kriminal.
Itulah ulasan saya mengenai film "Night In Paradise". Apa kamu siap menontonnya di weekend ini?
Overall, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton, khususnya untuk penggemar film bergenre kriminal. Dengan durasi 2 jam, alur ceritanya yang lambat di awal namun intensitasnya semakin tinggi di akhir, ditambah dengan adegan perkelahian yang serasa real dan tanpa soundtrack musik, membuat suasana di film ini begitu menegangkan.Â
Untuk kamu yang sedang ingin menonton film di akhir pekan, wajib untuk menonton film ini! Terutama jika ditonton di ruangan yang gelap, sinematografi yang ditampilkan akan sangat memanjakan mata penontonnya.
Rating pribadi : 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H